Berita Cirebon Hari Ini
Lindungi Masa Depan Anak, Pemkab Cirebon Ambil Langkah Tegas Atasi Dugaan Pelecehan Guru
Lindungi Masa Depan Anak, Pemkab Cirebon Bergerak Tangani Dugaan Pelecehan Oknum Guru
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Pemerintah Kabupaten Cirebon memastikan tidak tinggal diam dalam menyikapi kasus dugaan pelecehan seksual oleh seorang oknum guru di Kecamatan Weru.
Dinas terkait akan memberikan pendampingan penuh kepada anak-anak yang menjadi korban agar masa depan mereka tetap terlindungi.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Indra Fitriani menegaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk melakukan asesmen terhadap korban.
“Kita koordinasi dengan Dinas Sosial untuk asesmen korban."
Baca juga: PREDIKSI Cuaca Cirebon Hari Ini 17 September 2025, Didominasi Berawan dan Siang Hari Cukup Terik
"Nanti hasilnya seperti apa, kita akan lakukan bersama-sama antara Dinas Sosial dan DPPKBP3A,” ujar Fitriani, Selasa (16/9/2025).
Ia menambahkan, penanganan kasus ini tidak bisa dilakukan sendirian.
“Dalam penanganan ini kita tidak bisa berdiri sendiri."
"Kita harus bersama-sama bekerja untuk melindungi anak-anak kita supaya tidak ada hal-hal yang membuat masa depannya jadi tidak baik,” ucapnya.
Baca juga: 6 Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 17 September 2025, Desa Pangkalan dan Desa Tegalwangi
Selain pendampingan, langkah pencegahan juga disiapkan.
DPPKBP3A akan turun ke sekolah-sekolah memberikan penyuluhan langsung kepada siswa.
"Kita memberikan penyuluhan ke anak-anak sekolah, supaya kalau ada hal-hal yang tidak sepantasnya, mereka harus menyampaikan hal itu, baik kepada kita, kepada orang tua atau kepada yang mereka anggap bisa menjaga mereka."
"Kalau misalnya guru yang melakukan, ngomong kepada kepala sekolah,” jelas dia.
Baca juga: 4 Lokasi SIM Keliling di Indramayu Hari Ini 17 September 2025, Pasar Kertasemaya dan Alun-alun
Sementara itu, pada hari yang sama, lima anak korban dugaan pelecehan melaporkan kasus tersebut ke Polresta Cirebon.
Mereka datang bersama orang tua masing-masing dengan didampingi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Cirebon.
Raut wajah para orang tua terlihat penuh amarah.
Mereka berharap hukum bisa memberi keadilan atas perlakuan yang dialami anak-anaknya.
Baca juga: Baru Sejam Viral, Polisi Ringkus Pria Berkaos Hitam Pura-pura Jadi Korban Tabrakan di Kota Cirebon
Ketua KPAID Kabupaten Cirebon, Fifi Sofiyah menegaskan, pihaknya akan terus mendampingi korban hingga proses hukum tuntas.
"Ada lima korban yang melaporkan ke Polresta Cirebon dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru."
"Kita bersama orang tua melaporkan kejadian ini dan akan melakukan pendampingan karena korban mengalami trauma,” kata Fifi.
Menurut Fifi, jumlah korban diduga lebih banyak.
Baca juga: Baru Sejam Viral, Polisi Ringkus Pria Berkaos Hitam Pura-pura Jadi Korban Tabrakan di Kota Cirebon
“Diindikasi korban ada sembilan orang, nanti yang empatnya menyusul untuk melaporkan juga,” ujarnya.
Ia menjelaskan rata-rata korban masih duduk di kelas 5 SD.
Meski berat, akhirnya mereka berani bercerita kepada orang tuanya.
“Alhamdulillah, mereka akhirnya berani bercerita kepada orang tuanya,” ucap Fifi.
KPAID juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan pemulihan kondisi mental anak-anak.
Baca juga: PREDIKSI Cuaca Cirebon Hari Ini 17 September 2025, Didominasi Berawan dan Siang Hari Cukup Terik
“Keterbukaan komunikasi bisa menjadi salah satu pencegahan terjadinya pelecehan seksual pada anak-anak,” jelas dia.
Adapun, kasus ini terungkap setelah seorang anak menceritakan perbuatan gurunya kepada orang tua. Sang guru diketahui mengajar di salah satu SD di Desa Setu Kulon, Kecamatan Weru.
Seorang wali murid, T (43), mengaku awalnya tidak mengetahui kasus ini sampai mendapat kabar dari orang tua murid lain.
“Awalnya saya nggak tahu. Ada orang tua murid yang cerita, lalu saya konfirmasi ke anak saya. Ternyata anak saya mengakui,” tuturnya.
Baca juga: 4 Lokasi SIM Keliling di Indramayu Hari Ini 17 September 2025, Pasar Kertasemaya dan Alun-alun
Menurut T, anaknya dilecehkan saat menunggu di kelas karena tidak ikut salat berjemaah.
“Ketika anak saya mau pergi, tangannya dipegang, lalu area intimnya juga dipegang sama si pelaku."
"Waktu itu anak saya nangis dan agak syok juga,” ungkapnya.
Dengan tegas, ia meminta pelaku tidak lagi diberi kesempatan mengajar.
"Harapan saya, pelaku jangan lagi mengajar di situ."
Baca juga: 6 Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 17 September 2025, Desa Pangkalan dan Desa Tegalwangi
"Kalau dibiarkan, khawatir bisa terjadi lebih parah. Pendidik itu harus kasih teladan baik, bukan malah begini,” katanya.
Ia menambahkan, sekolah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak.
“Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak, bukan sebaliknya."
"Jangan kasih contoh diputar-putar seolah sayang tapi caranya salah. Sayang kok sampai megang area intim anak. Itu sudah nggak benar,” tegasnya.
Saat ini, kasus dugaan pelecehan tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Polresta Cirebon.
Baru Sejam Viral, Polisi Ringkus Pria Berkaos Hitam Pura-pura Jadi Korban Tabrakan di Kota Cirebon |
![]() |
---|
Ramai-Ramai Urus SKCK di Polresta Cirebon, Pemohon Ngaku Prosesnya Lebih Cepat Karena Daftar Online |
![]() |
---|
PGRI Angkat Bicara soal Kasus Dugaan Guru Lecehkan Murid di Cirebon, Ada 2 Opsi yang Ditawarjan |
![]() |
---|
KRONOLOGI Rumah di Jemaras Kidul Cirebon Ludes Terbakar, Warga Panik Dobrak Pintu |
![]() |
---|
Detik-detik Dua Pria Gasak Gudang Susu Steril di Gunung Jati Cirebon, Satu Kabur ke Rawa-Rawa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.