Demo di Cirebon
Satpam DPRD Kab Cirebon Menangis, Motornya Dibakar Massa, Dijanjikan Motor Baru Oleh Willie Salim
Di balik asap hitam yang membubung dari Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, ada kisah pilu seorang satpam bernama Imron.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
“Alhamdulillah tidak kenapa-napa, kejadiannya begitu cepat, banyak hujan batu, gedung dewan juga dibakar. TV, kulkas, semuanya abis,” jawab Imron.
Di akhir percakapan, Willie berjanji akan datang ke Cirebon untuk bertemu Imron sekaligus membelikan motor baru sebagai ganti.
“Motor saya Vario 150 cc, alhamdulillah (ketika Willie akan datang ke Cirebon),” kata Imron lirih, matanya berkaca-kaca.
Kisah Imron hanyalah satu dari banyak kepiluan di balik kericuhan Sabtu siang itu.
Awalnya, ribuan massa, mulai dari mahasiswa, driver ojek online hingga masyarakat umum menggelar unjuk rasa di depan Polresta Cirebon.
Mereka menyerukan penolakan terhadap kekerasan aparat.
“Kami datang ke sini bukan untuk mencari ribut, kami hanya menuntut perubahan."
"Polresta harus mendengar jeritan kami,” teriak salah satu koordinator aksi lewat pengeras suara.
Namun, situasi berubah menegangkan ketika massa bergeser ke arah Gedung DPRD Kabupaten Cirebon.
Pos polisi dirusak, pot bunga dirobohkan, kaca pecah berserakan di jalan.
Asap ban terbakar dan gas air mata membuat suasana makin mencekam.
Tak lama, api berkobar di salah satu sisi gedung DPRD.
Dalam hitungan menit, kobaran si jago merah menjalar cepat, melahap atap dan ruang sidang utama.
“Asalnya hanya kericuhan, lemparan batu dan botol. Tidak lama, saya lihat api mulai muncul dari sisi samping gedung. Warga langsung berhamburan,” tutur Rohman (42), warga sekitar.
Kursi, meja, hingga dokumen resmi jadi arang. Dua pos satpam ikut terbakar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.