Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.CM, BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat mengizinkan SMA dan SMK yang jumlah rombongan belajar (rombel) bertambah menjadi 50 siswa untuk belajar di luar ruangan atau outdoor.
Kepala Disdik Provinsi Jawa Barat, Purwanto, mengakui, saat ini muncul keluhan siswa mengenai ruangan kelas yang terasa lebih panas akibat bertambahnya jumlah rombel.
Karenanya, menurut dia, sekolah harus bisa beradaptasi dalam menyikapi kebijakan penambahan rombel dari 35 siswa menjadi 50 siswa tersebut agar siswa tidak kepanasan.
Baca juga: Genjot Pendistribusian Beras SPHP di Pasar Indramayu, Bulog: Harga Jual Harus Rp 12.500 Per Kg
"Sekolah yang rombelnya bertambah menghadapi kendala, karena kelasnya terlalu sempit, tetapi sebenarnya proses pembelajaran bisa melalui berbagai cara," kata Purwanto kepada Tribunjabar.id, Rabu (6/8/2025).
Ia mengatakan, salah satunya melalui konsep outing kelas, sehingga para siswa tidak merasa kepanasan saat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM), karena ruang kelasnya terlalu penuh.
Pihaknya pun mempersilakan sekolah untuk melaksanakan KBM di luar kelas, karena pada dasarnya proses pembelajaran siswa dapat dilaksanakan di mana saja.
"Kami enggak melarang (belajar di luar kelas), tetapi dengan catatan harus sesuai materi dari mata pelajaran yang ditempuh," ujar Purwanto.
Misalnya, pada mata pelajaran biologi yang dapat dilaksanakan di luar kelas agar para siswa dapat mengenal secara langsung jenis-jenis tumbuhan maupun mahluk hidup lainnya.
Baca juga: Sejumlah Remaja Terjaring Razia Jam Malam di Indramayu, Kepergok Nongkrong Sambil Minum Miras
Bahkan, ia mendorong guru-guru untuk mulai merancang metode pembelajaran yang lebih kontekstual, sehingga tidak hanya beraktivitas di dalam kelas, namun mulai merambah ke luar kelas.
Purwanto menyampaikan, SMA dan SMK di Jawa Barat seharusnya mulai menerapkan pola pembelajaran semacam itu untuk mengantisipasi para siswa merasa bosan di dalam kelas.
"Jadi, kalau sudah jenuh, boring, atau panas di kelas, harus divariasikan di luar kelas, dan ini yang dinamakan pembelajaran modern, sehingga tidak melulu di kelas," kata Purwanto.