Laporan Kontributor Adim Mubaroq
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Peristiwa tragis terjadi di Bendungan Sangraja, Kelurahan Cigasong, Kecamatan Cigasong, Majalengka, Minggu (3/8/2025). Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam saat bermain di area bendungan.
Korban diketahui bernama M. Kaffa Bihi Juwahid, pelajar asal Bumi Cikal Asih, Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji. Saat kejadian, Kaffa sedang bermain bersama sejumlah teman seusianya di sekitar aliran sungai yang melintasi kawasan bendungan.
Menurut laporan Danramil 1701/Majalengka, Kapten Arh Winarno, korban mulanya bermain di tepian bendungan yang dangkal untuk mencari udang dan kerang air tawar. Namun, diduga karena kurang berhati-hati, ia kemudian berpindah ke bagian sungai yang lebih dalam.
Baca juga: Heboh Penemuan Mayat Tanpa Busana di Irigasi Indramayu, Polisi Akhirnya Buka Suara
"Kemudian sampai di Bendungan sekira Pukul 09.50 WIB langsung mencari udang dan Kerang di Bendungan yang dangkal," kata Winarno saat dikonfirmasi.
Menurut dia, Kaffa terpeleset dan langsung terseret arus. Meski sempat ditolong oleh teman-temannya, upaya tersebut gagal menyelamatkan nyawa korban. Air yang tampak tenang ternyata memiliki arus deras di bagian dalam.
“Salah satu temannya sempat meminta tolong kepada petugas pengairan. Namun saat korban ditemukan, ia sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Winarno.
Baca juga: Kompak di Momen Kemerdekaan! Bupati Kuningan, Wabup dan Ketua Golkar Ramaikan Gedung Linggajati
Tim dari Polsek Cigasong, Babinsa, serta Inafis Polres Majalengka langsung turun ke lokasi dan melakukan pemeriksaan awal. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat, khususnya orang tua, untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak saat bermain di lingkungan terbuka, terutama di area yang berisiko seperti sungai dan bendungan," tutur Winarno.
Baca juga: Harga Emas Batangan Hari Ini 3 Agustus 2025 di Semarang dan Surabaya Melesat, 1 Gram Jadi Segini
Pihak keluarga, yang diwakili oleh orang tua korban bernama Iman (55), menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi. Surat pernyataan resmi telah ditandatangani bersama pihak desa.