Laporan Kontributor Adim Mubaroq
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA – Tiga abad lebih berlalu, tapi getar semangat Pangeran Muhammad dan Nyai Siti Armilah seolah hidup kembali pagi ini.
Pendopo Majalengka berubah menjadi panggung peradaban, tempat sejarah bertemu masa kini dalam perayaan Hari Jadi Majalengka ke-535 yang berlangsung di Pendopo Majalalengka, Sabtu (7/6/2025).
Mereka diarak dengan penuh kehormatan, seperti para prajurit masa silam yang kembali dari medan perjuangan.
Warga yang menyaksikan di sepanjang jalan tersenyum, beberapa mengangkat ponsel untuk mengabadikan momen langka itu.
Musik perkusi yang menghentak mengiringi langkah-langkah pasti para anggota dewan.
Di Pendopo, Bupati Eman Suherman dan Wakil Bupati Dena M. Ramdhan sudah menanti di bawah rindangnya pepohonan yang melingkupi halaman pendopo.
Inilah puncak perayaan Hari Jadi Kabupaten Majalengka ke-535. Bukan sekadar seremoni, melainkan peringatan akan perjalanan panjang tanah yang dulu dikenal dengan nama Sindangkasih ini.
Suasana di dalam Pendopo Majalengka begitu khidmat. Deretan kursi disusun rapi.
Ornamen khas Sunda menghiasi ruangan, dan pada dinding depan terpampang tulisan besar: Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Majalengka Dalam Rangka Hari Jadi ke-535 Tahun 2025.
Di sana hadir para tokoh penting: Ketua DPRD Didi Supriadi, para anggota dewan, Forkopimda, tokoh agama, budayawan, hingga tamu dari luar daerah yang datang memberi hormat.
Suasana di dalam Pendopo menjelang rapat paripurna terasa hangat dan khidmat.
Tamu-tamu terlibat dalam percakapan hangat, saling sapa, dan sesekali berfoto di spot-spot bertema budaya yang telah disiapkan panitia.
Hari Jadi Majalengka tahun ini masih berpegang pada Perda Nomor 05/Dp.013.1/PD/1982, yang menetapkan tanggal 7 Juni sebagai hari jadi resmi. Namun, kabar menarik juga muncul dari sisi sejarah.
Menurut Eman, ada kajian akademik terbaru dari para sejarawan yang menyatakan bahwa usia Majalengka sesungguhnya jauh lebih muda dari yang selama ini diyakini.
“Tahun depan, kemungkinan besar Hari Jadi Majalengka akan diperingati pada 11 Februari sebagai usia ke-185,” jelas Eman, Jumat (6/6/2025).
Meski demikian, perubahan ini masih menunggu proses hukum lebih lanjut. Untuk tahun ini, seluruh perayaan tetap mengacu pada tanggal dan angka lama, yang sudah akrab di hati masyarakat Majalengka.
Rangkaian Hari Jadi ini tak hanya diwarnai seremoni. Sebelumnya, telah digelar ziarah ke makam Pangeran Muhammad dan Nyai Siti Armilah di Margatapa, Kelurahan Cicurug.
Di sana, para pejabat dan tokoh agama melantunkan doa dan menabur bunga sebagai bentuk penghormatan kepada para pendiri Majalengka.
Pemerintah Kabupaten Majalengka juga membagikan paket sembako kepada warga sekitar, menegaskan bahwa hari jadi bukan hanya tentang mengenang sejarah, tapi juga menebar kepedulian.