Selain itu, orang tua siswa yang masih memiliki tunggakan Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) disepakati untuk dianggap lunas.
"Saat rapat dengan komite di kelas X, orang tua menyebutkan nominal sumbangan berbeda-beda. Hari ini disepakati bahwa yang belum lunas akan dianggap lunas. Nominal terbesar yang sebelumnya ditentukan mencapai Rp 6,4 juta jika full," ujarnya.
Meskipun lima kesepakatan telah dicapai, sebagian orang tua siswa masih merasa bahwa kompensasi yang diberikan sekolah tidak sebanding dengan kerugian yang dialami siswa akibat gagal mengikuti SNBP.
Salah satu orang tua, Rega Maulana sebelum kesepakatan tersebut mengungkapkan, bahwa kehilangan kesempatan SNBP adalah kerugian besar yang tidak bisa diganti dengan kompensasi apapun.
"Wacana kompensasi yang ditawarkan pihak SMAN 7 Cirebon belum dapat diterima karena tidak sebanding dengan kerugian yang kami alami. Salah satunya adalah anak kami kehilangan kesempatan mengikuti SNBP," ucap Rega.
Ia juga menekankan, bahwa menjadi siswa eligible adalah hasil perjuangan bertahun-tahun, bukan hanya sekadar satu tahun akademik.
"Untuk membentuk anak eligible itu butuh waktu dari kelas X sampai kelas XII, bukan sekadar satu tahun saja."
"Jika ada satu semester nilai turun, maka siswa langsung terlempar dari kategori eligible. Ini bukan perjuangan yang mudah," jelas dia.
Rega juga mempertanyakan efektivitas bimbel tiga bulan sebagai kompensasi.
"Mayoritas anak eligible sudah mengikuti bimbel di luar sekolah yang biayanya jauh lebih besar. Paling murah saja satu tahun bisa Rp 8-10 juta, sementara kompensasi dari sekolah hanya setara Rp 1 juta per anak. Ini tentu jauh dari cukup," katanya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa para orang tua tidak menginginkan kompensasi, melainkan keadilan bagi anak-anak mereka agar tetap bisa mengikuti SNBP.
"Dari awal kami hanya ingin anak-anak tetap mendapatkan kesempatan ikut SNBP, bukan kompensasi seperti ini," ujarnya.
Ia juga menyoroti pernyataan kepala sekolah di media yang dianggap mengecewakan.
"Kepala sekolah bilang bahwa meskipun ikut SNBP, belum tentu diterima. Ya, memang peluangnya 50-50, tapi sekarang peluang itu sudah tertutup sama sekali."
"Jika masih bisa ikut SNBP, setidaknya anak-anak bisa menghargai perjuangan mereka sendiri," ucap Rega.
Sebelumnya, sebanyak 150 siswa eligible di SMAN 7 Cirebon dipastikan gagal mengikuti SNBP 2025.
Pihak sekolah kemudian menawarkan bimbel gratis sebagai upaya persiapan menghadapi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Baca juga: SMAN 7 Cirebon Gagal Daftarkan Siswa SNBP, Kompensasi Bimbel Rp 1 Juta Dinilai Tak Sebanding