Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Cirebon mengalami lonjakan signifikan sejak awal tahun 2025.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, hingga Januari tercatat sebanyak 140 kasus dan jumlah ini terus bertambah.
Kepala Dinkes Kota Cirebon, dr. Siti Maria Listiawaty, mengimbau masyarakat untuk tidak hanya bergantung pada fogging sebagai upaya pencegahan.
Menurutnya, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lebih efektif dalam memutus rantai penyebaran DBD.
Baca juga: Antisipasi Kasus DBD, Fogging Dilakukan di Desa Tugu Indramayu
"Data kasus DBD masih terus bertambah dan saat ini masih ada pasien yang dirawat," ujar dr. Maria, Senin (17/2/2025).
Ia menjelaskan, bahwa pihaknya menerima laporan harian dari puskesmas terkait pasien DBD yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Untuk mengatasi peningkatan kasus ini, Dinkes Kota Cirebon menggencarkan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN).
"Nyamuk Aedes aegypti mengalami siklus metamorfosis sempurna, mulai dari telur, larva, pupa, hingga menjadi nyamuk dewasa."
"Siklus ini sebagian besar berlangsung di air, sedangkan fogging hanya efektif membunuh nyamuk dewasa," ucapnya.
Karena itu, dr. Maria menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Baca juga: Komisi I DPRD Kota Cirebon Serap Keluhan Camat & Lurah se-Kota Cirebon: Aspirasi Akan Diperjuangkan
Salah satu upaya yang dilakukan adalah program Siswa Pemantau Jentik (Sipetik), yang melibatkan siswa dalam memantau dan memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dan tempat tinggal mereka.
Terkait pelaksanaan fogging, dr. Maria menegaskan bahwa tindakan ini dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
Puskesmas baru akan melakukan fogging jika ditemukan indikasi kuat penyebaran DBD.
"Fogging tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus ada laporan pasien positif DBD dari rumah sakit yang disertakan dalam surat ke puskesmas."
"Setelah itu, puskesmas akan melakukan investigasi ke 20 rumah di sekitar lokasi untuk memastikan adanya warga yang mengalami demam atau ditemukan jentik nyamuk."
"Jika hasil investigasi mendukung, barulah fogging dapat dilakukan," jelas dia.