"Tahun ini agak istimewa karena prajurit dari tiga keraton akan turut serta dalam kirab. Selain itu, ada barongsai, liong, karakter Sun Go Kong, serta berbagai atraksi budaya lainnya," jelas dia.

Adapun, sehari sebelum kirab atau pada 11 Februari 2025 malam, panitia sudah menggelar pentas seni di halaman parkir Vihara Dewi Welas Asih.

Acara ini menampilkan kesenian khas Cirebon, seperti tari topeng, tarian klasik Tionghoa, barongsai, wushu, taichi dan lainnya.

Richard juga meminta maaf atas terganggunya arus lalu lintas selama kirab berlangsung.

"Kami sadar bahwa arak-arakan ini bisa menyebabkan kemacetan dan pengalihan arus. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk mencari jalur alternatif agar tidak terjebak kemacetan," katanya.

Cap Go Meh sendiri bukan sekadar festival budaya, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi masyarakat Tionghoa.

Tradisi ini menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga, berdoa, serta merayakan keberuntungan.

Selain itu, perayaan Cap Go Meh di Cirebon juga menjadi daya tarik wisata yang menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.