Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024 Berjudul Keistiqomahan dalam Beribadah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksanaan kultum ramadhan setelah salat isya di Masjid Islamic Center Indramayu, Kamis (23/3/2023).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Menurut Wahbah Az Zuhaili yang dimaksud dengan istiqomah dalam ayat di atas adalah kekal dalam pengakuan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan dan tidak pernah berpaling dengan mengakui Tuhan selain Allah SWT, kemudian konsisten dan menetapi perintah-Nya. Beramal karena Dia, menjauhi maksiat hingga akhir hayatnya.

Dalam Syarh Hikam al-‘Athoiyyah I/126 dijelaskan: “Istiqamahlah kamu sekalian….!!Artinya bersungguh-sungguhlah menjalankan syariat, Thariqah dan hakikat karena sesungguhnya istiqamah itu lebih utama ketimbang seribu karamah.Istiqamah adalah konsekuen pada akidah yang benar, melanggengkan diri pada ilmu yang bermanfaat, beramal shalih, ikhlas yang murni, selalu khudur pada hadhirat Allah serta berpaling dari selain Allah.” Amal ibadah yang dilakukan secara istiqomah mempunyai keutamaan walaupun tidak banyak. Sebagaimana sabda Nabi: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang ajeg (terus-menerus) walaupun itu sedikit”. Amal yang dilakukan secara istiqomah akan membentuk kebiasaan dan kesadaran dalam diri seseorang, sehingga amal ibadah yang dilakukan secara istiqomah dapat mencegah kebosanan dan menimbulkan sifat ikhlas.

Dengan sikap istiqomah seorang muslim akan senantiasa optimis serta tegar dalam menjalani hidup dan menghadapi segala rintangan dan hambatan.  Karena di dalam kehidupan manusia akan menemui banyak dinamika seperti suka dan duka, yang benar dan yang salah, yang indah dan yang jelek, serta rasa puas dan kecewa. Situasi dan kondisi yang dinamis tersebut kita dianjurkan oleh agama agar memiliki sikap istiqomah, yaitu tetap berpendirian teguh di atas suatu keyakinan bahwa hidup ini bersumber dari yang Maha Kuasa dan akan kembali kepada-Nya. Dengan demikian, Seorang Muslim akan mempunyai pegangan dalam menjalani kehidupan sehingga tidak goyah dalam menghadapi peristiwa apapun.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memelihara dan menjaga sikap istiqamah diantaranya: Pertama senantiasa memperbaharui keimanan kita dengan membiasakan mengingat Allah hal ini dapat dilakukan dengan melafalkan kalimat toyyibah. Kedua dengan menanamkan semangat kebersamaan dan persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah) agar menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama yang kebetulan memiliki keterbatasan ekonomi. Hal ini dapat berbentuk aktivitas yang didasari dengan prinsip saling menasehati dalam mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran serta saling berpesan untuk berkasih sayang. Allah SWT berfirman:

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ
Artinya: “Kemudian, dia juga termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar serta saling berpesan untuk berkasih sayang.” (Qs. Al Balad: 17)

Dan yang Ketiga mencintai dan menghadiri majlis-majelis ilmu untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan keIslaman.

Istiqomah merupakan sikap luhur yang mampu menerapkan konsistensi, ketabahan, kemenangan, keperwiraan dan kejayaan di medan pertarungan antara ketaatan, hawa nafsu dan keinginan. Oleh karena itu mereka yang beristiqomah layak untuk mendapat penghormatan yang tinggi dengan hilangnya perasaan takut dan sedih dan memberi kabar gembira kepada mereka dengan kenikmatan surga.

Dalam mewujudkan dan menjaga istiqomah proses pembinaannya harus dilakukan secara terus menerus (kontinu) dan tidak bisa dilakukan sebagai pekerjaan sambilan saja, artinya diperlukan kesungguhan lahir (ijtihad dan jihad) maupun usaha batin (mujahadah) dengan tetap waspada terhadap berbagai macam bentuk rayuan dan godaan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Indikator keistiqomahan seseorang terutama akan terlihat ketika menghadapi perubahan dan godaan dalam menjalani suatu perbuatan. Dengan demikian, dapat diilustrasikan bahwa istiqomah ibarat laboratorium ‘uji nyali’, apakah seseorang akan goyah dan tergoda oleh rayuan atau teguh hati dan konsisten dalam memegang prinsip.

Dengan demikian, istiqomah merupakan hal yang menjadi intisari dari semua pokok agama, yaitu tegak dan kokoh dihadapan Allah di atas hakikat kebenaran dan memenuhi janji. Istiqomah berkaitan dengan perkataan perbuatan, prilaku dan niat. Istiqomah dalam hal-hal tersebut terlaksana karena Allah, dengan Allah dan di atas perintah Allah. Sebagian ulama mengatakan, “jadilah kamu pemilik istiqomah, bukan pencari karamah (kemuliaan), sedangkan Tuhan menuntut keistiqomahan”. Istiqamah dalam hal prilaku seperti ruh dalam tubuh. Jika tubuh tidak memiliki ruh, tubuh menjadi mati. Begitu juga, jika prilaku tidak memiliki keistiqomahan, maka ia akan menjadi rusak.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلُقْرءَانِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

Halaman
123

Berita Terkini