Sejumlah kendaraan yang sebelumnya tertumpuk memang sudah berhasil dievakuasi oleh petugas gabungan dari Polisi dan Jasa Marga.
Namun, sejumlah kendaraan masih ada yang terjepit oleh truk tronton bermuatan kardus yang diduga menjadi penyebab utama kecelakaan maut.
Mobil terjepit, kardus berserakan dan hujan deras yang mengguyur lokasi kejadian menjadi salah satu faktor utama proses evakuasi berlangsung lama.
Korban yang berhasil dievakuasi sebanyak 29 orang dilarikan ke RS Abdul Radjak Purwakarta. Namun, anak perempuan bernama Amanda (13) warga Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan diketahui tewas di lokasi kejadian.
KBO Satlantas Polres Purwakarta, Iptu Jamal Nasir tak menampik hal kerap terjadinya kecelakaan maut di Tol Cipularang.
Dari hasil pemetaan jajarannya, menyimpulkan jika di Tol Cipularang ada yang dianggap rawan kecelakaan (black spot).
"Untuk di Cipularang, ada sekitar 10 kilometer yang dianggap rawan kecelakaan. Yakni, dari mulai KM 97 sampai KM 88, baik dari arah Bandung ke Jakarta maupun sebaliknya," ujar Jamal kepada Tribunjabar.id, Selasa (12/11/2024).
Menurut Jamal, hasil pemetaan ini menilik dari intensitas kecelakaan yang kerap terjadi di titik-titik tersebut. Termasuk kecelakaan beruntun yang kemarin terjadi, itu lokasinya berada di titik rawan kecelakaan.
"Kondisi di jalur rawan ini memang cukup berbahaya. Salah satunya, turunan curam dan tanjakan terjal," jelas dia.
Dalam kesempatan ini, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh pengguna jalan agar berhati-hati saat berkendara di jalur tersebut. Selain kondisi badan harus fit, kendaraan yang digunakan pun harus dalam kondisi prima.
"Taati peraturan rambu lalu lintas yang ada. Hati-hati saat berkendara, apalagi jika cuaca sedang turun hujan. Periksa kendaraan sebelum berangkat, guna meminimalisasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Baca juga: Tim Penguji Periksa Bangkai Truk Tronton Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 92