Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kepala SDN 4 Kedokanagung, Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, Usmad mengatakan, aksi rebutan bangku oleh orang tua murid sudah seperti tradisi rutin di sekolah yang dipimpinnya tersebut.
Aksi rebutan bangku ini selalu mewarnai momen pertama masuk sekolah di SD setempat.
Tujuannya, para orang tua ingin agar anaknya bisa duduk di bangku paling depan. Sehingga anak mereka bisa menyerap pembelajaran dengan baik dari guru.
Baca juga: Orang Tua di Indramayu Rebutan Bangku saat Pertama Masuk Sekolah, Ada yang Bawa Tali hingga Gembok
“Ini sudah jadi kebiasaan atau tradisi di setiap ajaran baru,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (15/7/2024).
Usmad menyampaikan, suasana sekolah bahkan sudah ramai walau masih pagi buta.
Ada orang tua murid yang sudah datang sejak pukul 03.00-04.00 WIB. Mereka sudah menunggu di depan sekolah walau gerbang belum dibuka.
“Kemudian mereka mencari tempat duduk yang di depan,” ujar dia.
Baca juga: Mega Proyek Tol Kertosono-Kediri Menyapu 3 Kecamatan di Kabupaten Nganjuk, 16 Desa ikut Terkoyak
Usmad juga tidak memungkiri, dalam berebut bangku itu, orang tua murid melakukan aksinya dengan mengikat tas anaknya pada bangku sekolah.
Dengan tujuan, agar bangku yang diincar itu tidak sampai direbut oleh orang tua murid lainnya.
Usmad menyampaikan, aksi yang dilakukan orang tua murid itu tidak dipermasalahkan oleh pihak sekolah.
Selama tidak sampai merusak fasilitas, aksi tersebut dibolehkan.
Baca juga: Hari Pertama MPLS, SD di Kota Cirebon Tekankan Nilai-nilai Agama, Ternyata Ini Tujuannya
“Gak papa sih, asal jangan merusak fasilitas sekolah yang ada, terutama meja kursi seperti ditulis tulis dengan spidol dan lain sebagainya itu tidak boleh. Kalau cuma mengikat atau menempel tulisan, itu silahkan boleh,” ujar dia.
Kondisi ini pun diakui Usmad sudah seperti tradisi. Kejadian tersebut rutin terjadi setiap tahunnya sejak lama, bahkan sejak puluhan tahun lebih.
“Biasanya itu dilakukan orang tua murid kelas 1 yang baru masuk sekolah, terus kelas 2 dan kelas 3. Kalau kelas 4-6 itu biasanya biasa saja, ada sih ada, cuma hanya satu dua orang tua saja,” ujar dia.