Kuliner Kuningan

Lezatnya Sorabi Khas Kuningan di Pasar Kepuh, Bisa Ngemil Sambil Siduru Menghangatkan Badan

Penulis: Ahmad Ripai
Editor: taufik ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jajakan makanan khas daerah, sorabi Mang Ikbal di Pasar Kepuh Kuningan.

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Jajan tradisional khas daerah yang terbuat dari campuran tepung beras dan kelapa, serabi atau sorabi dalam bahasa Sunda, digemari beragam kalangan di Kuningan.

Salah satu penjual sorabi ada di gerbang Pasar Kepuh Kuningan.

Mereka pasangan suami istri Ikbal (34) dan Dila (30) yang telah lama berjualan di kawasan pasar tradisional tersebut.

"Sudah empat tahun saya jualan sorabi di sini," kata Ikbal, Jumat (12/4/2024).

Penjualan penganan yang terbuat dari adonan tepung beras dan kelapa parut, kata Ikbal, mulai dari pukul 02. 00 dini hari.

"Kami jualan sorabi dari jam 2 malam dan adonan yang kami olah itu sebanyak 7 kg beras termasuk parutan kelapa dan bahan baku lainnya," kata Ikbal lagi.

Sajian kuliner khas daerah ini, kata Ikbal, tidak akan punah dengan kemajuan zaman yang super digital.

Sebab, komposisi panganan khas ini merupak bahan pokok yang biasa digunakan masyarakat daerah sebagai pemenuhan kebutuhan hidup.

"Kami yakin kue sorabi tidak akan hilang. Karena bahan baku yang digunakan adalah beras yang dihaluskan dan beberapa resep lainnya," katanya.

Mengenainya harga jual, Ikbal mengatakan itu tergantung jenis kue Ssrabi tersebut.

"Untuk sorabi jenis polos itu seharga Rp 2.500 dan jika kue sorabi pakai telur itu seharga Rp 6 ribu. Terus kebetulan juga, kami hanya menyediakan toping atau menu kue sorabi terbatas, hanya ada sorabi telur dan sorabi pakai orek (tempe olahan)," katanya.

Ia masih menggunakan kayu bakar untuk memasak sorabi

"Ya, untuk pembuatan kue sorabi dengan durasi 3 menitan dan masih menggunakan kayu bakar. Justru ini membuat daya tarik pembeli atau konsumen dalam menikmati sajian panganan khas ini," ujarnya.

Alasan lain masih menggunakan kayu bakar dan pembuatan kue sorabi masih tradisional menurutnya, menjadi daya tarik pengunjung untuk mendekat ke kobaran api atau siduru dalam bahasa Sunda.

"Pengalaman saya jualan kue Sorabi dengan cara tradisional, alasan pembeli datang untuk dekat dan menghangatkan badan saat menunggu pesanan atau kue sorabi. Istilahnya, bisa sembari untuk siduru atau menghangatkan badan," katanya.

Baca juga: Hari Ketiga Libur Lebaran di Kuningan, Sejumlah Ruas Jalan Menuju Tempat Wisata Alami Kepadatan

Berita Terkini