Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Di pinggir jalan Pantura, tepatnya di kawasan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, deretan jajanan menggantung dalam wadah plastik menanti penikmatnya.
Tapi jangan salah, yang mengintip dari balik plastik itu adalah kelezatan kerupuk melarat, salah satu kuliner wajib saat berkunjung ke Cirebon.
Baca juga: Cek Jalur Pantura Sebelum Momen Mudik, Begini Suasana Lalu Lintas di Pasar Tegalgubug Cirebon
Tribun baru-baru ini menyaksikan sendiri proses pembuatan kerupuk melarat dari awal hingga akhir.
Mengunjungi sebuah rumah produksi di Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, Tribun disuguhi pemandangan karyawan yang sibuk dengan berbagai tahapan pembuatan kerupuk.
Dalam proses penjemuran, setiap kerupuk dipelihara dengan kecermatan, diputar bolak-balik untuk memastikan kering merata.
Sementara karyawan lainnya mengatur kerupuk agar tersusun rapih di atas tatakan.
Uniknya, dalam proses penggorengan, kerupuk melarat digoreng menggunakan pasir, bukan minyak goreng seperti umumnya.
Penggunaan pasir, yang sudah menjadi tradisi turun temurun, memberi nuansa khas pada kerupuk melarat.
Dulu, penggunaan pasir dianggap melarat karena lebih ekonomis dan mudah didapat dibandingkan minyak goreng.
Proses selanjutnya adalah pengemasan.
Rumah produksi ini tidak hanya menyediakan varian original, tetapi juga varian pedas sesuai permintaan konsumen.
Menurut pemilik rumah produksi, Solahudin Alayubi (31), proses pembuatan kerupuk melarat dimulai dengan mencampur tepung tapioka dengan air panas dan garam dalam wadah bernama jodang.
"Kemudian, adonan dimasukkan ke mesin pencetak dan disimpan di alat anyaman bambu yang disebut 'ancak'," ujar Ola, sapaan akrabnya saat kembali dikonfirmasi, Sabtu (23/3/2024).
Setelah dipotong, kata dia, kerupuk dijemur lagi dan dikemas untuk dijual sebagai mentah.
Meskipun prosesnya terlihat sederhana, rumah produksi ini mampu menghasilkan hingga 1.000 pcs atau lebih kerupuk matang per hari.
Selain dijual secara lokal, kerupuk juga dikirim ke berbagai kota seperti Cikampek, Sumedang, dan Jakarta.
Menyambut musim mudik, produksi kerupuk akan ditingkatkan untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi.
Dengan proses pembuatan yang terjaga dan kualitas yang terjamin, kerupuk melarat diharapkan tetap menjadi primadona kuliner khas Cirebon yang dicari para pemudik setiap musim mudik.
"Ya memang kalau mudik kami tingkatkan produksi dan memang cocok untuk oleh-oleh Cirebon, bagi para pemudik," ucapnya.
Baca juga: 4 Strategi Jasa Marga Antisipasi Kepadatan Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024