Goemelar menegaskan, meskipun terdapat perbedaan dalam tradisi ini, masyarakat tetap bersatu dalam menjalankan ibadah puasa, mencerminkan semangat kebersamaan dalam menyambut bulan Ramadan.
Tradisi Dlugdag telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan di Keraton Kasepuhan, yang berusaha menjaga dan melestarikan warisan budaya dan sejarahnya.
Hal ini sesuai dengan visi untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kota Cirebon.
Dia menyampaikan di masa lalu, Sunan Gunung Jati sering melakukan akulturasi budaya, dengan menyelipkan ajaran-ajaran Islam pada kesenian yang ada.
Termasuk salah satunya adalah tradisi Dlugdag.
“Kita berharap masyarakat di Kota Cirebon bisa melakukan ibadah puasa dengan lancar dan bisa menjaga toleransi dengan pemeluk agama lainnya,” jelas dia.