Gempa Terkini

Diguncang Gempa Gunung Salak M 4,0, Ibu yang Menderira Stroke Pasrah, Anaknya Lari Sambil Nangis

Editor: dedy herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TPT depan rumah Atih di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan ambrol akibat gempa bumi, rumahnya nyaris tergerus, Jumat (8/12/2023).

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Guncangan gempa terkini dekat Gunung Salak dengan kekuatan Magnitudo 4,0 benar-benar membuat panik dan tegang warga yang merasakannya.

Kondisi menegangkan itu terjadi saat gempa bumi pada Jumat (8/12/2023) pukul 02:00:45 WIB, bergetar.

Guncangan gempa bumi dirasakan cukup kuat di wilayah Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Baca juga: Gempa di Sekitar Gunung Salak Kembali Terjadi, Pagi Ini Diguncang M 4.0 Berpusat di Kota Bogor

Hampir semua warga di enam kedusunan yang ada di Desa Cipeuteuy dibangunkan dan dikagetkan oleh gempa bumi hingga mereka berlarian keluar rumah.

Ketegangan salah satunya dialami warga Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy.

Atih, seorang ibu berusia 52 tahun hanya bisa pasrah saat gempa bumi terjadi, kepanikan dirasakan Atih karena tidak bisa berlari menyelamatkan diri saat gempa bumi terjadi.

Kondisi Atih merupakan seorang ibu penderita stroke, sehingga membuatnya pasrah saat gempa terjadi. Ia justru meminta anak-anaknya berlari keluar rumah.

"Jam 2, bukan panik lagi, saya kan sakit stroke ringan, udah kaget, anak mah pada nangis, saya bilang udah mamah biarin mau mati juga, biarin aja di dalam, guncangannya gede, jadi bergetar kencang (reeddd), bergemuruh kaya mobil lewat," ucap Atih kepada Tribun di rumahnya.

Ketegangan sampai saat ini masih dirasakan Atih, ia mengaku terus terbayang-bayang merasakan gempa bumi.

Bagian dalam rumah Atih mengalami keretakan dan genteng ada yang terjatuh. Tembok penahan tanah di depan rumahnya juga ambrol akibat gempa, rumah Atuh pun nyaris tergerus.

"Bukan was-was lagi, sekarang juga kaya ada gempa terus, kebayang terus," kata Atih.

Baca juga: Warga Sukabumi dan Bogor Harap Waspada, Gempa Terus Terjadi di Gunung Salak, Ini Kata BMKG

Anaknya Tertimpa Genteng

Dinda Damayanti (24) anak Atih tertimpa genteng saat berusaha menyelamatkan diri ketika terjadi gempa bumi dini hari tadi.

Dinda saat itu sedang di kamar bersama bayinya yang baru berusua 20 bulan.

Sebelum gempa terjadi, Dinda mengatakan, ia sempat terbangun sekitar pukul 01.30 WIB, saat itu ia bermain gawai, ketika akan kembali tidur dikagetkan dengan guncangan gempa bumi.

"Pas mau tidur lagi terjadi gempa, panik, kaki itu kaku gak bisa gerak, pas keluar kamar gak sengaja ketiban genteng," ucap Dinda.

Dinda yang hanya bisa berteriak tidak bisa membawa ibunya keluar rumah karena stroke, lantas menghampiri adiknya, ia pun masuk ke kamar adiknya dan melompat keluar rumah melalui jendela kamar adiknya.

Beruntung, ia dan keluarganya di rumah itu selamat dalam peristiwa tersebut.

"Saya lari ke kamar ade loncat ke jendela keluar rumah ke belakang. Aku mah nangis, teriak-teriak, soalnya kan mamah gak bisa bangun, aku sambil bawa bayi, panik," kata Dinda, tak kuasa menahan tangis.

Kini ia dan kedua orang tuanya masih tetap tinggal di rumah, ia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki kerusakan ringan dan TPT rumah ambruk akibat gempa bumi.

"Berharap ada yang bisa bantu, sekarang masih tinggal di rumah, kalau malam mungkin ngungsi ke tenda," ucap Dinda.

Baca juga: Daerah Dekat Gunung Salak Sering Gempa Bumi, Wakil Bupati Sukabumi Imbau Warga "Tong Tibra Teuing"

Puluhan Rumah Rusak

Gempa Bumi magnitude 4.0 di kaki Gunung Salak pukul 02:00:45 WIB merusak puluhan rumah di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. 

Kasi Trantib, Kecamatan Kabandungan,  Nurdin mengatakan, ada puluhan rumah rusak di Desa Cipeuteuy yang berlokasi di tiga kedusunan. 

"Mungkin yang rusak ringan itu lebih dari 20 rumah yang berada kedusunan Cisalimar, Ciwaluh dan Cisarua," ucapnya. 

Untuk rinciannya sendiri kata Nurdin, saat ini masih dilakukan pendatan.

"Rincian rusak ringan atau beratnya. Ini masih melaksanakan assessment," katanya. 

Sementara itu Kepala Desa Cipeuteuy, Purnama Wijaya membenarkan adanya kerusakan akibat gempa yang terjadi pada puk 02:00:45 WIB. 

"Betul ada dampak. Ada ringan ada juga rusak berat. Namun saat ini kita masih pendataan. Nanti rincianya disampaikan," ucapnya.

Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengungkapkan, enis dan mekanisme memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal setempat. 

Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Kalapanunggal, Cicurug, Sukabumi dengan Skala Intensitas III MMI. 

"Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut," ungkapnya. (*)

Baca juga: Gempa Bumi Terus Guncang Sukabumi dan Bogor, Tanda Gunung Salak Akan Erupsi? Ini Kata BMKG 

 

 

Berita Terkini