Terakhir ada ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.
Mereka bakal bersua ganda Malaysia Anna Ching Yik Cheong/Teoh Mei Xing.
Ginting di China Open
Anthony Ginting memang punya prestasi emas di China Open yang merupakan turnamen bulu tangkis sirkuit terbesar di Negeri Tirai Bambu.
Ginting telah satu kali menjadi juara China Open Super 1000 (bukan Fuzhou China Open yang levelnya Super 750) pada 2018.
Kala itu pemain asal Cimahi, Jawa Barat, ini membuat publik terpukau dengan permainan atraktif dan kemenangan atas lawan-lawan tangguh.
Tak tanggung-tanggung, Ginting menjadi juara dengan mengalahkan pemain-pemain top yaitu Lin Dan, Viktor Axelsen, Chen Long, Chou Tien Chen, lalu Kento Momota.
Di antara lima lawan yang dikalahkan, cuma Chou Tien Chen yang belum pernah menjadi juara dunia tetapi tetap saja berstatus unggulan.
Adapun Lin Dan serta Chen Long merupakan dua tunggal putra pemenang gelar juara dunia dan Olimpiade yang masih aktif bertanding saat itu.
Kemenangan atas Lin Dan dan Chen Long pun tak membuat Ginting menjadi musuh publik tuan rumah tetapi justru pemain kesayangan.
Sorakan "Ginting, jia you!" yang berarti "Ginting, semangat!" terdengar dengan keras saat partai final di mana Anthony menghentikan Momota.
Tahun berikutnya yaitu 2019, Ginting kembali unjuk gigi di China Open dengan mencapai final dan menjalani laga ulang dengan Momota yang sudah menjadi tunggal putra nomor satu.
Sayangnya, Ginting harus kalah walau sukses memaksa Momota berjuang selama 1,5 jam dan tertekan karena kebangkitan dari ketertinggalan 15-19 menjadi 19-19 pada gim ketiga.
Dengan pencapaian yang impresif itu, tuah emas Ginting di China Open pun diharapkan berlanjut saat turnamen ini kembali bergulir setelah dibatalkan tiga kali sejak 2020 karena pandemi.
Lebih-lebih, pemain jebolan SGS PLN Bandung itu sedang berusaha bangkit setelah melalui masa duka karena berpulangnya sang ibunda, Lusia Sriati, pada awal bulan lalu.