Dr Hastry menjelaskan, proses pengambilan DNA-pun sebenarnya sudah dilakukan, tetapi belum juga ada yang cocok.
Dengan begitu, polisi lantas mencari DNA yang cocok dengan temuan pada saksi-saksi yang ada. Dan ternyata hasilnya juga tidak ada yang cocok.
"Karena enggak ada yang cocok, akhirnya kita carilah dari garis keturunan sang ibu. Ya kan, siapa tahu ada yang cocok. Ternyata belum dikerjakan juga. Terus saya juga bilang, saya juga punya jam kematian lho," kata Hastry.
Ketika bicara jam kematian, memang jelas bahwa korban kasus Subang yakni Tuti dan Amalia memang dibunuh.
Hastry mengungkap bahwa Tuti meninggal pada jam 02-00 sampai 04.00 WIB dini hari. Sedangkan Amalia meninggal dunia antara jam 04.00 sampai 06.00 WIB.
"Saya bermain dong di jam itu, HP siapa yang online? Ambillah DNA-nya. Di TKP tuh ada dua DNA yang kita duga sebagai pelakunya yang asing," katanya.
Walaupun memberikan clue-cluenya secara terbuka, dr Hastry memohon maaf kepada Kabareskrim atas ungkapannya itu.
Dia cuma berharap agar kasus Subang tersebut segera terungkap. Apalagi korban disebut kerap mendatangi mimpinya.
"Semoga dengan ini terungkap kasus subang," kata Dr Hastry.