"Tapi kalau tidak ada perintah dan tidak ada tambahan anggaran, kita lebih memilih akses jalan nasional saja," jelas bapak dua anak ini.
Berbeda dengan Kodir, Andri Parman (34), seorang sopir asal Kecamatan Kasokandel itu mengaku, lebih memilih melewati jalan tol ketimbang arteri.
Waktu tempuh yang lebih singkat menjadi alasan Andri memilih jalan bebas hambatan tersebut.
"Kalau arteri itu kendalanya jika ada kerusakan seperti kerusakan jembatan atau perbaikan jalan ini sering terjadi kemacetan."
"Sehingga salah satu solusinya, agar waktu perjalanan bisa lebih efisien saya akan akan lebih memilih melintas di jalan tol.
"Contohnya sebelum ada jalan Tol Cisumdawu, di daerah Sumedang seperti di Daerah Cadas Pangeran, ini sering terjadi macet."
"Dengan kondisi macet tersebut ini akan menambah pengeluaran uang untuk keperluan membeli solar, juga menambah modal untuk makan dan minum."
"Jadi sebagai supir kita fleksibel sesuai kondisi dijalan aja dan penugasan pihak manajemen. Kalau ada macet dan parah kita akan melintas jalan tol. Kalau macetnya bisa kita jalan alteri saja," katanya.