Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM ,KUNINGAN - Keindahan wisata alam Curug Bangkong yang terletak di Desa Kertawirama, Kecamatan Nusaherang, Kuningan menjadi titik prioritas pengembangan usaha dalam meningkatkan kualitas sumber pendapatan asli desa.
"Iya, terkenal Curug Bangkong sebagai destinasi berbasis alam. Secara konsisten dilakukan pembenahan dan pengembang tata lingkungan untuk memberikan kenyamanan pengunjung saat berada di sini," kata Dani, Kepala Desa Kertawirama saat memberikan keterangan dalam program Facebook Live Tribuncirebon.com, Rabu (22/12/2022).
Pengembangan area wisata, kata Dani, bahwa di lingkungan Curug Bangkong ini memiliki tempat ibadah refresentatif hingga membuat pengunjung sangat nyaman saat melangsungkan kegiatan ibadah.
Baca juga: Goa Nyalindung, Destinasi Wisata Baru di Pangandaran, Bisa Nikmati Kesejukan Alam
"Ya, untuk pembangunan fasilitas ibadah memasuki tahapan finishing. Alhamdulillah, pembangunan itu bersumber anggaran dari salah seorang pengunjung yang minta dirahasiakan namanya. Terlepas dengan itu, bangunan itu bisa dinikmati para pengunjung atau pengelola warga setempat," katanya.
Rencana pengembangan berikutnya, Dani menyebut tentu selalu berkoordinasi dengan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) sebagai manajemen dan pengelolaan wisata Curug Bangkong.
Seperti dalam rencananya, menyediakan lahan kemping ground di bibir sungai setempat.
"Rencana pengembangan dalam memberikan kepuasan pengunjung. Selain menambah fasilitas atau sarana umum, kami juga merencanakan pembuatan lahan kemping di sepanjang pinggir sungai," katanya.
Pengembangan dilakukan seperti rencana ke depan, Dani mengklaim bahwa itu sebagai upaya dalam meningkatkan pendapatan dan memberikan kenyamanan pengunjung saat di lokasi wisata.
Sebab, kawasan Curug Bangkong selama ini hanya memiliki wahana permainan air dan zona indah atau spot foto dengan background air terjun.
"Wahana dalam memanjakan pengunjung selama ini, hanya permainan air seperti papalidan atau river tubing dan zona spot foto. Dari hal inilah menjadi alasan pengembangan sarana wisata lebih bagus," katanya.
Menyinggug soal pendapatan biaya dari objek wisata Curug Bangkong, Dani menyebut, untuk tahun sekarang itu desa menerima keuntungan sebesar Rp 50 juta.
Baca juga: Tempat Wisata Baru di Cirebon Sekitar, Satu Untuk Nongkrong, Satu Untuk Lihat City Light
Pendapatan itu jelas berbeda dari tahun sebelum Pandemi Covid-19.
"Betul, pemerintah desa menerima dari keuntungan Objek wisata Curug Bangkong itu hanya Rp 50 juta. Nilai pendapatan itu karena belum stabil dan semua sektor usaha berada dalam masa pemulihan ekonomi akibat Pandemi Covid-19," katanya.
Diketahui sebelumnya, lokasi wisata Curug Bangkong berada di dataran rendah permukiman warga setempat.