Baca tanpa iklan
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana.
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Laga Persib Bandung menghadapi Borneo FC akan digelar di Stadion Segiri Samarinda, Minggu (7/8/2022).
Borneo FC vs Persib Bandung nanti bukan hanya menjadi ajang adu taktik strategi antara dua pelatih asing yang sama-sama pernah menjadi arsitek dan mempersembahkan gelar bagi Arema FC yakni, Robert Alberts dan Milomir Seslija
Namun juga menjadi ajang duel pemain muda beda generasi jebolan Diklat Persib Bandung yang kini bersebrangan kubu yaitu, Robi Darwis dan Indra Mustafa.
Meskipun keduanya berbeda posisi, tapi keduanya memiliki keahlian yang sama, khususnya dalam hal melakukan lemparan jauh dari sisi lapangan.
Keahlian tersebut dapat memanjakan para striker, karena serasa umpan lambung karena target lemparan, langsung ke jantung pertahanan lawan.
Saat memperkuat Persib Bandung di bawah asuhan Mario Gomez tahun 2018 lalu, Indra Mustafa kerap melakukan aksi tersebut.
Meskipun berposisi sebagai bek tengah, namun Indra kerap diminta maju ke lini depan, saat tim Persib mendapatkan lemparan kedalam di area pertahanan lawan.
Teknik tersebut kemudian dilakukan oleh dua bek PSIS Semarang yakni, Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga saat memperkuat Tim Nasional Indonesia.
Bahkan, Arhan mampu membuktikan bahwa teknik tersebut mampu menjadi senjata ampuh, saat dirinya memperkuat Timnas Indonesia U-19 menghadapi Timnas Qatar U-19, dalam ajang ujicoba di Kroasia (20/9/2020).
Begitu juga bagi Dewangga, dirinya berhasil menciptakan assist gol bagi Witan Sulaeman melalui teknik tersebut, saat laga Timnas U-23 kontra Timor Leste, dalam ajang babak penyisihan Grup A SEA Games 2021, pada 10 Mei 2022 lalu.
Kini, teknik serupa pun berlanjut kepada gelandang muda Maung Bandung, Robi Darwis. Robi melakukan lemparan jauhnya saat melawan Bhayangkara FC dan Madura United.
Meski hingga kini belum ada lemparan jarak jauh yang berhasil berbuah assist gol, namun teknik tersebut cukup diwaspadai oleh bek lawan termasuk kiper, karena arah bola yang dilemparkan biasanya stabil saat melayang di udara.
Berbeda halnya dengan umpan silang yang dilepaskan oleh para pemain menggunakan kaki.
Dimana bola berpotensi berputar dan berbelok arah saat melayang di udara, sehingga para pemain harus mampu menentukan waktu yang akurat saat menyundul bola.