Novel Baswedan Cerita Momen Mengerikan 11 April 5 Tahun Lalu Disiram Air Keras, Singgung Kebohongan

Editor: dedy herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memberikan keterangan saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2/2018). Penyidik KPK Novel Baswedan kembali ke Indonesia setelah menjalani pengobatan di Singapura untuk melakukan penyembuhan matanya yang disiram air keras.

TRIBUNCIREBON.COM - Berbarengan dengan ramainya soal demo mahasiswa, Senin (11/4/2022) ini sosok Novel Baswedan mendadak mencuri perhatian karena cuitan di media sosial Twitter.

Pada Senin 11 April 2022 ini Novel Baswedan mengenang kejadian mengerikan yang membuat hidupnya menderita, yaitu peristiwa penyiraman air keras.

Kejadian itu terjadi pada 11 April 2017. Hari ini, tepat lima tahun setelah momen buruk tersebut.

"Hari ini 11 April 2022, tepat 5 tahun lalu sy diserang dgn air keras," katanya di Twitter pada Senin pagi.

Baca juga: Novel Baswedan Beberkan Alasan Terima Tawaran Jadi ASN Polri, Saat Masih Berada di Mabes Polri

Baca juga: Novel Baswedan Konfirmasi Mata Kirinya Sudah Buta Permanen, Kemarin Berangkat ke Belanda

Pada cuitannya, Novel Baswedan juga menyinggung soal sandiwara hingga kebohongan dan kemunafikan.

"Banyak drama, sandiwara, kebohongan dan kemunafikan," katanya.

Tidak hanya itu, ia juga menuliskan sindiran tentang koruptor.

"Keadaan yg nyaman bagi penjahat/koruptor berlindung. Perlawanan terberat adl perjuangan melawan lupa," kicau Novel Baswedan.

Kejadian lima tahun lalu yang menimpa Novel Baswedan memang menjadi sorotan publik.

Kala itu, ia terkena musibah dalam perjalanan pulang setelah melaksanakan salat subuh di masjid.

Ia disiram air keras oleh orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.

Melansir dari Kompas.com, Novel pun kesakitan dan merasakan panas pada bagian wajah.

Kemudian, matanya pun menjadi buram. Ia berteriak kesakitan.

Akibatnya, Novel Baswedan yang berprofesi sebagai penyisik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun terluka parah.

Ia harus dirawat lama di rumah sakit dan menjalankan beberapa kali operasi. Ia mengalami masalah serius pada bagian matanya.

Novel Baswedan sempat dirawat di RS Jakarta Ey Center, Menteng, Jakarta. Kemudian, dirawat di Singapore General Hospital.

Walaupun sudah diobati, tapi mata kiri Novel Baswedan tidak bisa normal seperti semula.

Baca juga: Tugas Baru Novel Baswedan setelah Jadi ASN Polri Diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Apa Itu?

Mata Novel Baswedan Alami Kebutaan

Novel Baswedan direncanakan terbang ke Belanda, Kamis (17/3/2022), untuk memeriksa kondisi matanya.

Demikian disampaikan kolega Novel, Yudi Purnomo Harahap, melalui akun Twitter miliknya @yudiharahap46.

Yudi yang merupakan mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sama seperti Novel, tak luput menyebutkan akun Twitter milik Novel.

Novel Baswedan menyatakan bahwa mata kirinya sekarang buta permanen akibat disiram air keras pada 2017 silam.

Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan, kebutaan total di mata kirinya ia alami sejak awal tahun 2020.

Dalam rentang waktu tiga tahun, antara 2017-2020, padahal mata kiri Novel masih bisa melihat secara samar-samar.

Makanya, Novel yang saat ini menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Polri terbang ke Belanda untuk menjalani pengobatan matanya.

"Benar saya berangkat ke Belanda untuk pemeriksaan mata saya. Sejak sekitar awal tahun 2020 mata kiri saya akhirnya buta permanen," kata melalui keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).

Harusnya Novel Baswedan memeriksakan kondisi mata kirinya pada Mei 2021.

Namun, pandemi Covid-19 yang sedang tinggi-tingginya kala itu menghalangi niat Novel.

Atas kondisi tersebut, ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan mata di Jakarta dan menjalani pengobatan herbal.

"Saat saya di KPK, saya dibantu rekan-rekan Wadah Pegawai untuk mencari pengobatan di beberapa negara dan kemudian direkomendasikan ke salah satu RS di Belanda," ujar Novel.

Dia menilai, jika dirinya memutuskan untuk menjalani pengobatan pada tahun lalu, kemungkinan besar akan mendapat informasi pemberhentiannya sebagai pegawai KPK saat tengah berobat di Belanda.

"Mohon doanya, semoga ada solusi terbaik yang bisa dilakukan untuk perbaikan mata saya," tutur Novel.

Diberitakan sebelumnya, pada 11 April 2017 dalam perjalanan pulang setelah menunaikan salat subuh berjemaah dari masjid yang hanya berjarak 50 meter dari kediamannya, Novel disiram air keras.

Air keras itu disiram tepat di wajah mantan penyidik senior KPK itu dan menyebabkan kebutaan pada mata kiri Novel.

Novel yang pada saat ini berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Polri kemudian dibawa ke Singapura untuk menjalani perawatan di perawatan di Singapore General Hospital.

Pengungkapan kasus penyiraman air keras itu nyatanya membutuhkan waktu tiga tahun.

Penyelidikan pun sempat mandek karena Bareskrim Polri kesulitan menemukan pelaku dibalik aksi penyerangan itu.

Novel menduga ada keterlibatan jenderal kepolisian dalam kasus penyiraman air keras itu.

Novel juga pesimistis kasusnya akan selesai ditangani Polri.

Ia kemudian meminta Presiden Jokowi membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengungkap pelaku dan dalang penyiraman air keras yang telah membutakan mata kirinya.

Pada 2019, Polri membentuk tim gabungan untuk menangani kasus penyiraman air keras pada Novel.

Kemudian pada 26 Desember 2019, tim gabungan Polri akhirnya menemukan pelaku penyiraman Novel.

Adapun pelaku tersebut adalah dua anggota Polri yaitu Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Bugis.

Pada persidangan Rahmat kemudian divonis 2 tahun dan Ronny 1,5 tahun penjara.

Namun, Novel merasa aktor intelektual di balik serangan terhadapnya masih belum terungkap dan tertangkap.

(Tribunjabar.id dan Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunjabar.id

Berita Terkini