Satu Keluarga Tinggal di Rumah Tak Layak Huni dan Kumuh di Indramayu, Hidup Tanpa Listrik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah tidak layak huni yang ditinggali satu keluarga di kawasan Blok Gejleg Desa Ujungaris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Selasa (5/4/2022).

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Satu keluarga di kawasan Blok Gejleg Desa Ujungaris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu tinggal di sebuah rumah tidak layak huni yang kumuh.

Rumah tersebut ditinggali pasangan suami istri Nurudin (43) dan Katirah (38) bersama dua orang anaknya yang masih kecil, satu di antaranya masih berusia 5 tahun.

Keempatnya tinggal di rumah yang menjadi satu antara tempat tidur, dapur, hingga tempat mencuci piring dalam satu ruangan.

"Kalau anak sebenarnya ada 4, cuma yang dua ikut tinggal di rumah uwanya," ujar Katirah kepada Tribuncirebon.com, Selasa (5/4/2022).

Pantauan Tribuncirebon.com, rumah tersebut tampak tidak sehat, dari dalam rumah bahkan tercium aroma yang tidak sedap.

Baca juga: Vonis Hukuman Mati Herry Wirawan Pelaku Rudapaksa 13 Santri Disorot Media Asing, Pengacara Bungkam

Baca juga: Berniat Tolong Gadis Tenggelam, Pria Ini Malah Kena Tampar dan Dapat Uang Ratusan Juta, Kok Bisa?

Rumah tidak layak huni yang ditinggali satu keluarga di kawasan Blok Gejleg Desa Ujungaris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Selasa (5/4/2022). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Terlebih hewan peliharaan seperti ayam tampak beberapa kali masuk ke dalam rumah hingga menaiki kasur tempat keluarga tersebut tidur.

Dari dalam rumah juga terasa pengap karena tidak ada jendela untuk keluar masuknya udara dan cahaya.

Rumah tersebut juga belum teraliri oleh listrik.

Di sisi lain, tempat mencuci piring pun berada persis di samping kasur tempat tidur hingga membuatnya terasa basah dan kotor.

Di sisi sebrang kasur, terdapat sebuah tungku kayu tempat Katinah memasak untuk keluarga kecil mereka.

"Sudah lama, sudah puluhan tahun tinggal di sini," ujar dia.

Katirah mengatakan, suaminya yang hanya bekerja sebagai tukang becak tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Sementara dirinya, hanya merupakan seorang ibu rumah tangga biasa. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup hanya mengandalkan penghasilan dari suaminya.

Di sisi lain, lanjut Kartinah, pemerintah desa pun sebenarnya sudah banyak membantu keluarga kecil mereka.

Halaman
12

Berita Terkini