Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Frans Julius Hutapea (18), siswa SMKN 1 Mundu dinyatakan hilang di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Siswa kelas XII Jurusan Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI) itu tengah mengikuti PKL di kapal penangkap ikan milik PT Pancuran Samudera Inusantara asal Pati, Jawa Tengah.
Kepala SMKN 1 Mundu, Ikhwanudin, mengatakan, korban bersama 10 siswa lainnya mengikuti PKL dan ikut melaut di kapal itu sejak 25 Juli 2021.
Baca juga: Total Ada 11 Siswa SMKN 1 Mundu Cirebon yang PKL di Kapal Penangkap Ikan, 1 Hilang di Laut Flores
Namun, seharusnya korban dan siswa lainnya selesai mengikuti PKL di kapal tersebut pada 5 Oktober 2021, karena masa PKL hanya lima bulan.
"Kami mendapat informasi dari perusahaan pemilik kapal bahwa ada kendala, sehingga kapalnya belum bisa pulang," ujar Ikhwanudin saat ditemui di SMKN 1 Mundu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Kamis (10/3/2022).
Ia mengatakan, kapal penangkap ikan yang dinaiki korban dan 10 siswa lainnya beroperasi di perairan sekitar Papua dan hingga kini belum juga bersandar ke pelabuhan.
Bahkan, rencana kepulangan 11 siswa SMKN 1 Mundu itu pun sempat tertunda beberapa kali hingga akhirnya diputuskan dijemput menggunakan kapal lainnya.
Namun, dalam perjalanan kembali ke Pati korban dinyatakan hilang karena terjatuh di Laut Flores pada Sabtu (5/3/2022) kira-kira pukul 19.00 WITA.
"Kabar tersebut disampaikan ke Bapak Lilik Casidi selaku Ketua Jurusan TKPI SMKN 1 Mundu pada Minggu (6/3/2022) kira-kira pukul 08.00 WIB," kata Ikhwanudin.
Sementara Ketua Jurusan TKPI SMKN 1 Mundu, Lilik Casidi, menyampaikan, selama mengikuti pembelajaran di Jurusan TKPI setiap siswa wajib melaksanakan PKL selama enam bulan.
Di antaranya, dua bulan saat kelas X dan empat bulan di kelas XII sehingga para siswa mempunya bekal yang cukup untuk bekerja di kapal penangkap ikan.
Namun, ia mengakui kapal-kapal yang dinaiki para siswa untuk melaksanakan PKL termasuk kapal besar dan biasanya melaut hingga waktu yang cukup lama.
Selain itu, pihaknya memastikan seluruh siswa telah mengikuti pelatihan keselamatan dasar atau basic safety training sebelum melaksanakan PKL, karena fasilitasnya tersedia di SMKN 1 Mundu.
"Kami juga mendampingi para siswa sebelum melaut dan diserahkan ke perusahaan pemilik kapal, dan ketika kapalnya telah bersandar dijemput di pelabuhan," ujar Lilik Casidi.