Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Bertambahnya jumlah kematian kerbau warga di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, membuat petugas dari pusat kesehatan hewan Kecamatan Ciawigebang kembali turun ke lapangan.
Tim petugas medis tersebut langsung melakukan pengambilan beberapa sampel dari organ hewan ternak warga tersebut.
"Untuk kesekian kali kami terjun ke lapangan bisa di lihat langsung, tadi dokter hewan melakukan pengambilan darah dari kerbau warga satu per satu," kata Aris Kepala UPTD Puskeswan Ciawigebang saat ditemui disela kunjungan lapangan tadi, Jum'at (28/1/2022).
Baca juga: BREAKING NEWS: Belasan Kerbau di Kuningan Mati Mendadak, Warga Geger, Kepala Desa Pun Bingung
Baca juga: Jumlah Kerbau yang Mati Milik Warga di Kuningan Bertambah, Kadus Enda Ungkap Begini
Diketahui saat pemeriksaan kesehatan hewan ternak tadi, kata dia selain mengambil sampel darah dan lainnya, petugas juga memberikan obat sebagai penawar untuk hewan ternak tadi.
"Hasil pemeriksaan selain di ambil darah tadi, dokter hewan juga memberikan obat kepada hewan ternak tersebut. Karena, usai dilakukan pemeriksaan tadi, kondisi tubuh kerbau mengalami peningkatan suhu tubuh alias panasnya cukup tinggi," katanya.
Pemberian obat itu sebagai bentuk antisipasi terhadap gejala penyakit yang mengancam kerbau untuk bisa hidup dan sehat.
"Iya, kita beri obat. Sebagai pencegahan saja. Nanti untuk mengetahui penyebab kematian kerbau hingga berjumlah banyak itu akan kami lakukan pengecekan di laboratorium dulu," katanya.
Sebelumnya diketahui, jumlah kerbau mati milik warga di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, bertambah hingga pada Jumat (28/1/2022) total terbilang sebanyak 23 ekor.
"Jumlah kerbau mati bertambah 6 ekor, terdiri atas 3 ekor kerbau mati seperti kerbau mati sebelumnya dan 3 kerbau lainnya hilang begitu saja," kata Kepala Dusun Wage, Enda yang juga tokoh masyarakat setempat, Jum'at (28/1/2022).
Enda menyebut kematian kerbau itu diketahui saat pagi sekitar jam 08.00 WIB. Ketika itu, kerbau mati itu diketahuinya saat pemilik hendak melakukan aktivitas biasa untuk menggembala kerbau itu masuk ke hutan pengangonan.
Baca juga: Tanpa Gejala Apapun, Tiba-tiba Kerbau Mati Bergelimpangan, Akhirnya Daging Dijual ke Bandar
Baca juga: Ini Kesimpulan Sementara Dokter Soal Penyebab Belasan Kerbau Mati Mendadak di Kuningan
"Tadi ada laporan kerbau mati lagi saat pagi. Diketahui saat pemilik mau menggembala dan melihat kerbau tergeletak dan sudah dikeributi lalat," katanya.
Hingga saat ini, kata dia pemerintah desa belum melakukan pendataan siapa saja pemilik kerbau yang terkena musibah kematian tersebut.
"Untuk jumlah pemilik siapanya saya tidak tahu. Sebab belum ada data kepemilikan siapa saja yang punya kerbau tersebut," ujarnya.
Menyinggung soal populasi kerbau yang dimiliki warga setempat, Enda menyebut tidak tahu pasti jumlah kerbau ada berapa. Namun secara taksiran bahwa jumlah kerbau itu ada sekitar 300 ekor yang masih hidup.
"Untuk populasi kerbau itu kisaran ada sebanyak 300 ekor an, karena yang sudah pasti jelas hingga sekarang ada 23 ekor, dari awal kejadian penyakit aneh menyerang kerbau hingga mati," ujarnya. (*)