Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Saefudin Juhri (52) mengaku kesal, ingin menendang pelaku, saat kembali bertemu dengan tersangka tabrak lari sadis di Nagreg ketika rekonstruksi.
Saefudin merupakan saksi kecelakaan di Nagreg, yang membantu mengevakuasi korban, hingga akhirnya korban dibawa tiga pelaku.
Menurut Saefudin, saat itu pelaku yang merupakan oknum TNI mengaku akan membawa korban ke rumah sakit, bahkan sempat menanyakan ambulan kepadanya.
"Pas diambil, dia bilang mau ke rumah sakit. Tolong lah bantuin, mau diambil ke rumah sakit aja," ujar Saefudin, saat ditemui setelah rekontruksi, tak jauh dengan tempat kejadian di Desa Ciaro, Kecamatan Nareg, Kabupaten Bandung, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Begini Kata Saksi Mata Soal Rekonstruksi Kecelakaan di Nagreg Yang Tewaskan Sejoli Handi & Salsabila
Namun nyatanya korban, Salsabila (14) dan Handi (17), tak dibawa ke rumah sakit. Keduanya di temukan di aliran Sungai Serayu, Jawa Tengah di tempat yang berbeda.
Korban Salsabila ditemukan di Cilacap dan Handi ditemukan di Banyumas, keduanya ditemukan sudah tak bernyawa.
Saefudin mengaku, tentu ia sangat ingat kepada wajah para pelaku.
"Inget pisan, soalna saat kejadian bareng ngangkat korban (sangat ingat karena saat kejadian mengangkat korban bersama), kejadiannya cukup lama, dan ternyata seperti itu kejadiannya," kata Saefudin.
Baca juga: 7 FAKTA Baru dari Reka Ulang Tabrak Lari Sadis di Nagreg, Cacian Warga hingga Aksi Kolonel P di TKP
Bukannya dibawa ke rumah sakit, tapi korban malah dibuang pelaku ke Sungai Serayu.
"Pas liat lagi tersangka, ya kesal saja, gereget ingin nendang. Tapi, gak bisa karena dilarang kan sama petugas," katanya.
Selain itu, kata Saefudin, kegiatannya juga menjadi terganggu karena harus bulak balik memberikan keterangan kepada yang berwenang.
"Saya kan kerja, memang tidak apa-apa, majikan mendukung saya untuk itu. Tapi kan gak enak, jadi sering bolos," katanya.
Dalam rekonstruksi tersebut, menurut Saefudin, sangat sesuai dengan kejadian. Bahkan baju yang dikenakannya saat rekontruksi, harus baju yang digunakan saat membantu korban.
"Ini saya juga terpaksa menggunakan baju ini lagi, padahal sudah gak mau pakai baju ini lagi, suka keinget-inget kejadian itu," ujarnya.