Cerita Saat Datangnya Banjir Bandang Terjang SMPN 3 Saguling, Seorang Guru Sempat Terjebak

Editor: dedy herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas BPBD KBB dan warga setempat saat membersihkan material lumpur di Jalan Purabaya Saguling, Minggu (7/11/2021).

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG BARAT - Sri Handayani, seorang guru SMPN 3 Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih ingat betul detik-detik banjir bandang bercampur lumpur yang menerjang sekolahnya hingga sejumlah ruangan berantakan.

Banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (6/11/2021) siang setelah hujan deras itu sebetulnya aktivitas sekolah sedang libur.

Namun saat itu dia memiliki pekerjaan yang mengharuskannya datang ke sekolah seorang diri.

Sri mengatakan, saat banjir bandang itu dia sedang ngeprint di ruangan, kemudian langsung turun hujan deras.

Lalu, ketika dia hendak mengambil foto, kondisi di luar ruangan tempatnya menyelesaikan tugas, air mulai naik.

"Air naik pada pukul 12.21 WIB, saya ambil sepatu biar enggak basah, pas saya balik lagi ke ruangan ternyata airnya sudah masuk ke dalam ruangan. Saya langsung matiin listrik," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (8/11/2021).

Baca juga: Kebakaran Maut di Riau, Seorang Ibu Bersama 3 Anaknya Ditemukan Meninggal dengan Posisi Mengharukan

Baca juga: KECELAKAAN Parah Pukul 17.45 di Garut, Truk Pertamina Terperosok ke Parit, Satu Korban Terjepit

Guru mata pelajaran Matematika itu semakin panik ketika pukul 12.31 WIB air dan lumpur yang datang atas SMPN Saguling, tepatnya dari Bukit Ekek, semakin membesar hingga dia pun sempat terjebak di dalam ruangan karena pintunya terhalang air dan lumpur.

"Saya gemeteran, mau keluar pintunya terhalang air sama lumpur. Saya dorong sekuat tenaga akhirnya kebuka. Saya lewat meja soalnya air dana lumpurnya lumayan tinggi," kata Sri.

Akibat banjir yang disertai lumpur itu, sejumlah ruangan di SMPN 3 Saguling pun dipenuhi air dan lumpur.

Bahkan hingga Senin (8/11/2021) pagi, aktivitas sekolah masih lumpuh karena lumpur yang sangat tebal belum bisa dibersihkan sepenuhnya.

"Banjir bandang bercampur lumpur itu juga merusak fasilitas pendukung sekolah. Seperti puluhan buku mata pelajaran, infokus, hingga printer serta perlengkapan lainnya," ucapnya.

Kepala Desa Bojongheulang, Aan Suntara mengatakan, banjir bercampur lumpur yang menerjang sekolah itu disebabkan hujan deras hingga membuat aliran air dan tanah dari Bukit Ekek langsung menerjang area sekolah.

"Ini kan musim tanam, Bukit Ekek biasanya ditanami terus erosi. Ada hujan besar, langsung tergerus kebawa air," ujarnya.

Selain sekolah, hujan deras yang mengguyur wilayah Saguling juga membuat puluhan rumah di wilayahnya sempat terdampak, tetapi tidak terlalu parah seperti di SMPN 3 Saguling.

Halaman
12

Berita Terkini