Politik

LBH Jakarta Nilai Jenderal Andika Dipilih Jokowi Jadi Panglima TNI karena Faktor Mertua, Ini Katanya

Editor: Mumu Mujahidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) berolahraga bersama KSAD Jenderal Andika Perkasa (kiri), KSAL Laksamana Yudo Margono (tengah), dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/6/2020).

Jawaban Jenderal Andika Soal LGBT di Tubuh TNI

Jenderal Andika Perkasa menjawab isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di tubuh TNI.

"Sesuai aturan saja."

"Pokoknya enggak boleh mengambil keputusan tidak sesuai aturannya," kata Andika di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta, usai disetujui Komisi I DPR sebagai Panglima TNI, Sabtu (6/11/2021).

Soal isu LGBT di TNI secara umum, Andika bakal mengambil keputusan sesuai aturan yang ada.

"LGBT pun ada aturannya," ucapnya.

Dipimpin Sersan

Ketua Kamar Militer Mahkamah Agung Mayjen TNI (Purn) Burhan Dahlan mengungkap banyaknya perkara lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), di lingkungan prajurit TNI.

Berdasarkan laporan yang ia terima, sekurangnya ada 20 berkas perkara yang masuk ke peradilan militer.

Ia mengungkapkan, perkara tersebut melibatkan oknum perwira menengah berpangkat letnan kolonel dokter, hingga yang terendah berpangkat prajurit dua.

Hal itu ia ungkapkan dalam tayangan bertajuk Pembinaan Teknis dan Administrasi Yudisial pada 4 Lingkungan Peradilan di Seluruh Indonesia, yang diunggah dan disiarkan secara langsung di kanal YouTube Mahkamah Agung, Senin (12/10/2020).

"Persoalannya, belakangan ini banyak perkara masuk ke peradilan militer."

"Ada 20 berkas perkara yang saya dilapori, itu masuk ke peradilan militer, persoalan-persoalan terkait dengan hubungan sesama jenis antara prajurit sesama prajurit."

"Ada yang melibatkan dokter, tentunya pangkatnya perwira menengah, letnan kolonel dokter," kata Burhan.

Burhan mengungkapkan, dari laporan tersebut ada juga perkara yang melibatkan prajurit yang baru lulus Akademi Militer sebagai korbannya.

"Ada yang baru lulusan Akademi Militer, berarti letnan dua atau letnan satu, dan banyak lagi yang terendah adalah prajurit dua."

"Itu adalah korban LGBT. Jadi di lembaga-lembaga pendidikan, pelatihnya punya perilaku yang menyimpang."

Halaman
1234

Berita Terkini