Larangan Mudik

Pemudik Asal Bekasi Nekat Pulang Kampung ke Kuningan Lewat Jalan Tikus, Ketahuan Petugas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO ILUSTRASI Petugas saat melakukan penyekatan larangan mudik

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Jelang waktu sahur di penghujung Ramadan 1442 Hijriyah, petugas Check Point di titik lokasi Tugu Ikan perbatasan Kuningan - Cirebon kembali temukan pemudik bandel.

Hal itu langsung membuat petugas melakukan putar balik pemudik bandel tersebut.

"Betul, sekira masuk waktu makan sahur atau persis pada jam 2 seperempat dini hari. Kami temukan pemudik 'bandel' di mobil pikap dan terpaksa kami putar balik ke daerah Bekasi," ujar IPDA Sunardi yang juga Padal Check Point saat memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Pemkab Garut Berkoar Soal Boleh Mudik, Ketua Asosiasi Tukang Cukur Garut Minta Ongkos untuk Pulang

Alasan melakukan tindakan putar balik, kata Sunardi mengklaim bahwa kendaraan berisikan penumpang, tidak melengkapi perlengkapan surat kesehatan Covid-19.

"Pengemudi dan sejumlah penumpang tadi tidak melengkapi surat cek medis, seperti swab test, rapid test antigen dan sebagainya. Mereka tujuan mudik ke daerah Kecamatan Lebakwangi," ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, kata Sunardi mengaku bahwa kendaraan Mitsubishi pick up nomor polisi B 9365 KUB mendapat pemeriksaan.

"Saat diperiksa, kami temukan penumpang di bak terbuka yang di tutup terpal," ujarnya.

Selain itu, IPDA Sunardi mengulas bahwa mereka (pengemudi) mengaku menghabiskan perjalanan dari Bekasi hingga titik Chek Point sekitar 7 jam.

"Mereka mengaku melakukan perjalanan mudik dengan menelusuri jalan tikus dari daerah satu ke daerah lain hingga kita periksa di sini," ujarnya.

Sahur di Check Point

Sejumlah petugas check point di Tugu Ikan yang terletak di Desa Kecamatan Cilimus, Kuningan Jawa Barat, terpaksa harus melakukan sahur di tempat kerja atau tanpa bareng keluarga di rumah masing - masing.

Demikian hal itu dirasakan IPDA Sunardi yang juga Padal di lokasi check point saat menyampaikan kepada Tribun Cirebon.com, Selasa, (4/5/2021).

Saat berbincang, Sunardi yang juga Anggota Polsek Cilimus ini mengaku makan sahur sejak mendapat tugas dan kewajiban sebagai pelayan masyarakat.

Baca juga: Pemudik Asal Bekasi Nekat Pulang Kampung ke Kuningan Lewat Jalan Tikus, Ketahuan Petugas

"Ya saya makan sahur sejak tanggal 26 April, pas mulai jaga di lokasi chek point ini saja," ungkap Sunardi.

Dalam melaksanakan tugas, kata dia, tidak jarang terpancing emosi saat melakukan pelaksanaan pemeriksaan terhadap warga yang hendak pulang kampung.

"Yang namanya manusia, emosi ada ya. Namun bagaimana mungkin, sebagai polisi harus mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan atau dikenal humanis," ujarnya.

Menyinggung saat menunaikan kewajiban sebagai petugas kepolisian berjaga di Chek point, IPDA Sunardi mengaku sempat dibuat tak karuan oleh pengemudi dan awak kendaraan lainnya.

Baca juga: Cek Nama Penerima BLT UMKM Rp 1,2 Juta untuk Nasabah BRI dan BNI Cair di Bulan Mei 2021

Terlebih saat mereka atau calon pemudik bandel melakukan pengelabui, seperti melakukan penutupan bak mobil dengan penumpang, mobil boks tanpa di tutup rapat serta ada juga mobil di angkut mobil towing yang belum jelas mobil di towing itu rusak benar.

Petugas gabungan di cek poin Tugu Ikan perbatasan Kuningan-Cirebon terpaksa meloloskan empat bajaj berpenumpang saat masuk Kuningan. (Istimewa)

"Macam -macam kejadian saat melakukan pemeriksaan, kita sering di kelabui dengan kemasan unit mobil diluar pada umumnya. Seperti kemarin ada truk ditutup terpal dan tahunya ada penumpangnya," ujarnya.

Nah, untuk kendaraan mobil boks yang tak tertutup rapi itu pasti kena pemeriksaan ketat," imbuhnya.

Saat menunaikan kewajiban sebagai petugas check point, kata IPDA Sunardi mengaku pernah melakukan pemeriksaan lebih dari tiga jam.

Baca juga: Pemkab Garut Berkoar Soal Boleh Mudik, Ketua Asosiasi Tukang Cukur Garut Minta Ongkos untuk Pulang

"Untuk lakukan pemeriksaan, kalau kendaraan padat itu membuat kami harus berdiri berjam - jam. Namun kembali, soal penjagaan itu gimana tingkat arus lalu lintas saja yang masuk daerah," ungkapnya.

Menyinggung soal ada Bajaj yang mendapat pelayanan untuk bisa pulang kampung, IPDA Sunardi sebelumnya melakukan pemeriksaan lebih teliti. Seperti menanyakan soal perjalanan mengahabiskan berapa waktu dan berapa biaya yang dikeluarkan.

"Ya kemarin ada empat Bajaj kami persilakan  pulang kampung. Alasan diberikan itu melihat pengemudi dan penumpangnya sudah lemas dan jika diputar balik, hawatir terancam keselamatannya. Apalagi mereka jalan itu sudah mengahabiskan sekitar 12 jam," ungkapnya. (*)

Berita Terkini