TRIBUNCIREBON.COM- Jahe atau Zingiber officinale merupakan salah satu bumbu atau ramuan yang paling umum dikonsumsi di dunia.
Mengandung senyawa bioaktif bernama gingerol dalam jahe memiliki sifat terapeutik yang luar biasa dan berbasis bukti terhadap berbagai kondisi kesehatan seperti diabetes, pilek, masalah perut, hipertensi, mual, dan banyak lainnya.
Terlepas dari banyak manfaat kesehatan dari jahe, beberapa penelitian mengatakan bahwa mengonsumsi jahe, baik dalam jumlah sedang maupun dalam jumlah besar, bisa berdampak buruk bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
Cari tahu kelompok orang mana yang harus waspada terhadap overdosis jahe, dan jika Anda termasuk dalam kategori ini, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli medis untuk dosis yang tepat untuk mencegah komplikasi.
Melansir dari Boldsky, Senin (29/3/2021), berikut ini kategori kondisi medis yang tidak boleh mengonsumsi jahe berlebih.
Baca juga: Kanker Ovarium Dipercaya Bisa Diobati Pakai Obat Herbal Ini, Waspadai Juga Tanda Kanker Indung Telur
1. Hamil
Jahe bermanfaat untuk meredakan mual dan muntah selama kehamilan.
Namun, dalam jumlah yang banyak, bisa berbahaya bagi ibu hamil.
Stimulan alami dalam jahe dapat menyebabkan kontraksi dini.
Hal ini dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran bayi lebih awal (persalinan prematur).
Selama kehamilan, overdosis jahe harus dihindari dalam bentuk apapun untuk wanita yang akan melahirkan atau memiliki riwayat gangguan perdarahan.
Baca juga: Ternyata, Selain untuk Daya Tahan Tubuh Saat Pandemi, Jahe Merah Juga Bisa untuk Obat Kuat
2. Berat badan kurang
Jahe adalah salah satu pengobatan terbaik untuk menurunkan berat badan.
Gingerol dalam jahe meningkatkan laju metabolisme dan menekan nafsu makan.
Konsumsi jahe menyebabkan kalori terbakar pada tingkat yang jauh lebih tinggi dan menyebabkan seseorang makan lebih sedikit.