Dia sempat mengungkapkan, anak-anak di Tanah Air ini selain harus berbakti untuk orang tua, harus juga mengabdi untuk Indonesia.
"Tidak bisa mereka mengabdi kalau pendidikan masih nol. Makanya, kami harap anak-anak kita tidak ada yang bodoh."
"Tidah punya pendidikan, semua harus dididik dengan baik. Insya Allah mereka akan membangun masa depan Indonesia menjadi lebih baik," katanya saat berkunjung ke rumah kakek Akbar, Rabu (11/11/2020).
Ketika melihat Akbar, Syekh Ali Jaber menyebutnya sebagai orang yang istikamah.
Menurut Syekh Ali Kaber, Akbar tetap mengaji meski kondisinya kesusahan.
"Kita saja yang merasa lebih nyaman belum tentu merasa istikamah. Apalagi kalau lagi stres, galau. Sedikit galau sudah tinggalin salat, tidak baca Quran," ujarnya.
Syekh Ali Jaber mengatakan, hatinya terketuk, dia menjadi teringat wasiat gurunya.
Ketika ada pecinta Alquran, gurunya meminta orang itu harus dimuliahkan, diperhatikan, bahkan dipenuhi kebutuhannya.
"Ini luar biasa dan harus dibangkitkan kepada pemuda-pemudi di Indonesia. Di situlah hati saya terketuk, karena saya belajar dari guru saya. Kalau ada orang pecinta Alquran, tolong dimuliakan, diperhatikan, dan ditutupi kebutuhannya. Itu wasiat dari guru saya," katanya.
Kala itu, Syekh Ali Jaber yakin, Akbar akan menjadi penghafal Alquran di Indonesia.
Menurutnya, Akbar sudah cukup bagus.
"Saya percaya dan yakin kalau Allah saja mencintainya, apalagi saya seorang faqir, saya bantu semampu saya. Apalagi kita ingin mewujudkan satu penghafal Alquran di Indonesia," ujar Syekh Ali Jaber.
Kendati begitu, lanjutnya, Akbar masih butuh bimbingan.
Akbar sudah memiliki dasar, seperti suara yang bagus dan punya semangat dan mental.
"Tinggal kita bisa dan kelola dengan baik, termasuk panjang pendeknya (bacaan Alquran). Dengan dasar sudah ada, suara bagus, semangat dan mental ada, tinggal didorong dan bina."
"Karena semangat sudah ada, saya harap kita maksimalkan untuk menjadikan dia sosok baik dan mengharumkan nama Indonesia," ucapnya.