Menurut Joko fase Gunung Merapi 2020 sudah selesai. Gunung Merapi memasuki fase 2021.
Berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (PPTKG), proses erupsi dan luncuran awan panas Gunung Merapi sudah terjadi.
"Sehingga kalau ada hujan abu itu wajar. Tadi pagi terjadi (awan panas) dan kemarinnya lagi juga terjadi luncuran awan panas kurang lebih sekitar 300 meter ke arah Magelang," kata Joko.
Mengenai pengungsi, kata Joko, warga kelompok rentan sudah dievakuasi ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) Tlogolele sejak Merapi dinaikkan statusnya dari Waspada (level II) ke Siaga (level III).
Namun, para pengungsi sebagian memilih pulang ke rumahnya masing-masing karena terlalu lama tinggal di pengungsian. "Dan yang bertahan sekarang ada sekitar 150 orang di Tlogolele," ungkap dia.
Joko pun mengingatkan warga yang kembali ke rumah diminta untuk kembali ke pengungsian mengingat Gunung Merapi yang terus mengalami peningkatan.
"Kami tidak lelah untuk meminta warga turun ke pengungsian. Bahkan kami menyiapkan waktu dan tenaga berupa kendaraan untuk menjemput warga turun ke pengungsian," terangnya.
16 Guguran Lava
Sudah terjadi 15 kali guguran lava pijar di Gunung Merapi pada hari ini, Sabtu (9/1/2021).
Jumlah itu didapat berdasarkan pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) mulai 00.00 WIB hingga 06.00 WIB.
Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 800 meter ke arah hulu Kali Krasak.
Terdengar satu kali suara guguran dari Pos Babadan," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya.
BPPTKG juga melaporkan, terpantau ada asap putih tebal setinggi 100 meter di puncak Gunung Merapi.
Dalam rentang waktu pemantauan itu tercatat pula ada 36 kali gempa guguran, tujuh kali gempa embusan, 51 gempa fase banyak, dan 12 gempa vulkanik dangkal.
Sampai saat ini BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Radius bahaya berada 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.