TRIBUNCIREBON.COM, JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari institusi Polri.
//
Dua Kapolda dicopot karena dianggap lalai menegakkan protokol kesehatan.
Dua Kapolda itu adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi.
“Ada 2 kapolda yang tidak melaksanakan perintah dalam menegakkan protokol kesehatan, maka diberikan sanksi berupa pencopotan yaitu Kapolda Metro Jaya kemudian Kapolda Jawa Barat,” ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2020).
Pencopotan itu tertuang dalam surat telegram Kapolri tertanggal 16 November 2020.
Dalam telegram itu, Nana akan menduduki jabatan baru yaitu Koorsahli Kapolri.
Jabatan Nana selaku Kapolda Metro Jaya akan diemban oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Muhammad Fadil Imran.
Sementara itu, Rudy dimutasi menjadi Widyaiswara Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.
Posisi Kapolda Jabar akan diisi oleh Irjen Ahmad Dofiri.
Argo tak menjelaskan secara lebih rinci alasan pencopotan kedua jenderal polisi berbintang dua tersebut.
Namun, diketahui terjadi sejumlah kerumunan massa belakangan ini di daerah Jakarta dan Jawa Barat yang melibatkan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Habib Rizieq pulang Selasa (10/11/2020) dan langsung menimbulkan kerumunan massa.
Ini berlanjut pada Jumat (13/11/2020) ketika Habib Rizieq menghadiri acara di Puncak, Kabupaten Bogor.
Keesokan harinya kerumunan terjadi lagi ketika acara Maulid Nabi dan pernikahan putri Habib Rizieq Shihab.
Kerumunan massa tak terhindarkan saat Habib Rizieq Shihab berceramah di hadapan massanya di Megamendung Kabupaten Bogor pada Jumat (13/11/2020).
Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriady menerangkan, polisi mengakomodir massa yang ingin mendengar ceramah Habib Rizieq. Acara tersebut berjalan lancar.
"Namun, harus diingatkan, secara protokol kesehatan masih banyak sekali (pelanggaran protokol kesehatan di masa pandemi Covid 19)," ujar Kapolda di Mako Brimob Polda Jabar, Jatinangor Kabupate Sumedang, Sabtu (14/11/2020).
Baca juga: Foto-foto Penjual Rujak Cantik dari Tasikmalaya,Pembeli Kesengsem Lihat Hidung Mancung & Mata Indah
Baca juga: Bilang Nikita Mirzani Perempuan Murahan, Ustad Maaher At Tuwailibi: Saya Hanya Menukil Ucapan Dia
Baca juga: Promo JSM Indomaret Berlaku 3 Hari, Buruan Cek Katalog Promonya, Dapatkan Produk Susu Murah
Baca juga: Begini Nasib Gempi Seusai Video Syur Mirip Gisel Viral, Hak Asuhnya Bisa Beralih ke Gading Marten
Protokol kesehatan jadi hal wajib dilakukan selama pandemi Covid 19 sebagai cara untuk menghindari penularan virus corona.
"Untuk itu, kami akan melakukan evaluasi semua kegiatan yang terjadi di Jabar nanti dalam rapat gugus tugas saya bersama gubernur, pangdam, pak kajati, ketua DPRD Jabar, sama-sama kita akan bahas dalam rapat gugus tugas Minggu depan. Hasilnya nanti kita akan sampaikan," ucapnya.
Pemerintah kata dia, sejak Maret 2020 berjibaku menghentikan penyebaran dan penularan virus Corona. Disiplin protokol jadi salah satu cara. hanya saja, banyak warga yang melanggar.
"Mari kita sama-sama jaga kesehatan masyarakat, kemarin saja hari Jumat yang positif di Indonesia ada 5.400, rekor nasional tertinggi. Untuk itu, kita sama-sama jaga protokol kesehatan, kita jaga masyarakat dan jangan membuat resah karena kita berkerumun,"ucapnya.
Sudah Tepat
Guru besar Ilmu Politik dan Keamanan Unpad, Muradi berpendapat pencopotan Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriady dan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sujana oleh Kapolri sebagai tindakan sudah tepat.
Kebijakan itu juga sekaligus menjawab pertanyaan publik tentang polisi tidak berbuat banyak dalam penanganan kerumunan massa di Megamendung Kabupaten Bogor dan Petamburan Jakarta Pusat.
Apalagi, kerumunan massa itu dilakukan di tengah pandemi Covid-19
Menurutnya, ada tiga model evaluasi tindakan yang dilakukan aparat keamanan terhadap dinamika masyarakat, terutama yang terjadi di Megamendung dan Petamburan.
Pertama, keberhasilan, kedua evaluasi yang dilakukan dan ketiga, gabungan dari pertama dan kedua.
"Yang dilakukan Kapolri sudah benar karena ternyata justru tidak ada ketegasan (dari aparat keamanan) normatif dan prosedural seperti membubarkan (kerumunan) atau membatasi.
Ini seolah dibiarkan, ada massa sampai bangun tenda di Petamburan, misalnya. Itu sudah melecehkan entitas aparat keamanan. Termasuk di Megamendung juga sama," ucap Muradi, saat dihubungi Tribun pada Senin (16/11/2020).
Masalah utamanya ialah kerumunan massa menyambut Habib Rizieq Shihab itu dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
Kerumunan massa dilarang untuk mencegah penularan.
Ada beragam instrumen hukum yang bisa digunakan polisi untuk membubarkan kerumunan massa di tengah pandemi.
Misalnya, Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, KUH Pidana Pasal 212, Pasal 216 dan Pasal 218 hingga Perpres Peningkatan Disiplin dan Penegakkan Hukum Protokol Kesehatan Covid-19.
Fakta yang terjadi, di Megamendung dan Petamburan terjadi kerumunan massa.
Baca juga: Ini Sosok Ahmad Dhofiri, Polisi Bintang Dua Kelahiran Indramayu, Jadi Kapolda Jabar Gantikan Rudy
Baca juga: Kapolda Jabar Rudy Si Gajah Sufahriadi Dicopot, Dianggap Tak Tegas Soal Protokol Kesehatan Corona
Faktanya, kata dia, di dua tempat itu, aparat keamanan seperti membiarkan semuanya terjadi.
"Yang terjadi di lapangan, seperti enggak ada upaya itu, minta surat izin, memaksa untuk membatalkan karena itu wilayah publik misalnya, itu enggak ada sama sekali.
Seperti enggak ada upaya membatasi, yang ada sebatas melokalisir, tapi itupun mengambil ruang-ruang publik. Seharusnya yang dilakukan itu, lakukan upaya persuasif, datangi Habib Rizieq, kan enggak ada. Ketika mereka do something, efek do somethingnya itu yang enggak ada," ucap dia.
Dengan kondisi itu, wajar masyarakat jadi bertanya pada aparat keamanan.
Aksi dukungan pada Nikita Mirzani di Bundaran Hotel Indonesia dibubarkan, sedangkan kerumunan massa terkait Habib Rizieq dibiarkan.
"Jadi publik bertanya, ini polisi kok jadi kaya takut sama Habib Rizieq Shihab, enggak boleh itu. Harus ada langkah-langkah, kalaupun langkah itu tidak berhasil, karena kurang personil misalnya, dianggap tidak mampu. Ini terkesan enggak ada sama sekali.
Negara kelihatan enggak bertaring, orang kan jadi marah. Harusnya aparat keamanan ke depan menghadapi situasi seperti ini, siapapun dia, kalau jadi (berkerumun), lo gw ambil (tangkap). Kalau enggak tegas repot," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, ribuan orang yang akan menyambut kedatangan imam besar Front Pembela Islama (FPI), Habib Rizieq Shihab mulai memadati kawasan Simpang Gadog, Kabupaten Bogor, Jumat (14/11/2020) pagi ini.
Pantauan TribunnewsBogor.com mulai pukul 07.00 WIB, massa masih terus berdatangan mulai dari anak muda, orang tua hingga anak-anak.
Mereka terpantau berkumpul trotoar dan ada pula yang berkumpul di halaman Masjid Harakatul Jannah.
Berkumpulnya massa ini juga tampak diwarnai sejumlah baliho yang terpasang berisi ucapan selamat datang kepada Habib Rizieq.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Habib Rizieq Shihab pasca pulang ke tanah air akan berkunjung ke markas FPI Puncak Bogor pada Jumat (13/11/2020) ini.
Habib Rizieq direncanakan akan mengikuti sejumlah agenda yakni salat Jumat berjamaah di sana dan acara peletakan batu pertama pembangunan masjid.
Tumpah Ruah
Kedatangan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq di Puncak Bogor disambut ribuan simpatisan, Jumat (13/11/2020).
Pantauan TribunnewsBogor.com, massa ini tumpah ruah di kawasan Simpang Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Kedatangan Habib Rizieq ini disambut ribuan simpatisan berpakaian serba putih yang sudah menunggu sejak pagi.
Kedatangan Habib Rizieq ini juga terpantau diiringi musik marawis yang dikumandangkan oleh sejumlah santri.
Mereka berbaris pintu keluar di kanan dan kiri Tol Jagorawi menyambut kedatangan imam besar.
Terpantau, Habib Rizieq melintas di Simpang Gadog sambil mengenakan pakaian serba putih dengan menaiki mobil dan memperlihatkan diri melalui sunroof.
Saat melintasi kerumuman massa simpatisan, Habib Rizieq tampak terus melambaikan tangan ke arah massa.
Sesekali dia juga mengacungkan dua jempol ke arah massa simpatisan.
Massa yang sudah menunggu ini langsung mengarahkan kamera ponselnya ketila melihat Habib Rizieq.
Diketahui, Habib Rizieq Shihab pasca pulang ke tanah air diagendakan berkunjung ke markas FPI Puncak Bogor pada Jumat (13/11/2020).
Habib Rizieq akan mengikuti sejumlah agenda yakni salat Jumat berjamaah di sana dan acara peletakan batu pertama pembangunan masjid.
Terpantau, pasca Habib Rizieq melintasi Simpang Gadog, massa simpatisan yang memadati Jalan Raya Puncak ini langsung perlahan membubarkan diri dan lalu lintas di Simpang Gadog yang sempat ditutup sementara kembali dinormalkan.
Kerumunan di Jakarta
Diberitakan sebelumnya, puluhan ribu orang mendatangi tempat pernikahan yang juga menjadi peringatan akbar Maulid Nabi Muhammad SAW.
Satu Jalur di Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat, ditutup acara pernikahan Syarifah Najwa Shihab nanti malam.
Pantauan Kompas.com, pukul 14.30 WIB, satu jalur yang ditutup adalah yang mengarah ke Tanah Abang.
Jalur itu ditutup tenda sepanjang 350 meter, mulai dari Pasar Ikan Hias Slipi sampai RS Pelni.
Di jalur itu dipasangi tenda putih yang akan digunakan untuk acara nanti.
Semula kendaraan masih bisa melintas.
Namun, mulai sore ini jalur itu ditutup karena panitia mulai memasang panggung hingga bangku untuk acara pernikahan.
Sementara jalur sebelahnya masih bisa digunakan kendaraan untuk melintas, baik dari arah Slipi maupun dari Tanah Abang.
Namun, terjadi kemacetan karena penyempitan jalur.
Polisi pun terlihat mengatur lalu lintas.
Sejumlah panitia pernikahan putri Rizieq juga ikut membantu mengurai kemacetan.
Baca juga: Acara Ceramah Habib Rizieq Shihab Dihadiri Ribuan Orang, Kapolda Jabar: Melanggar Protokol Kesehatan
Baca juga: Anggota TNI yang Sambut Habib Rizieq Shihab dengan Takbir Kini Diawasi POM TNI AU dan Intelijen
Sementara di rumah Rizieq di Jalan Petamburan III sudah tampak berbagai karangan bunga.
Salah satunya dari Presiden Partai Keadilan Sejahtera Ahmad Syaikhu.
Adapun acara akad nikah putri Rizieq ini akan dimulai pukul 19.30 WIB.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Pihak panitia memperkirakan ada 10.000 orang yang akan hadir.
Satgas Covid-19 sudah datang ke lokasi pernikahan untuk mengantar bantuan berupa masker dan hand sanitizer.
Bantuan itu untuk memastikan agar protokol kesehatan pencegahan Covid-19 diterapkan dengan baik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar Dicopot karena Tak Tegakkan Protokol Kesehatan".