TRIBUNCIREBON.COM- Bagaimanakah hukum memperingati Arba Musta'mir atau Rebo Wekasan menurut Ustadz Abdul Somad?
Arba Mustakmir atau Arba Musta'mir yang dikenal dengan Rebo Wekasan 2020 jatuh pada hari Rabu (14/10/2020).
Rebo Wekasan merupakan hari Rabu terakhir di bulan Safar 1442 Hijriah. Penjelasan Ustadz Abdul Somad soal ziarah saat Arba Mustakmir bisa anda simak.
Di bulan Safar ini sejumlah orang meyakini bahwa Allah banyak menurunkan bencana.
Baca juga: BESOK Arba Mustakmir, Ini Niat Sholat Rebo Wekasan Untuk Tolak Bala di Rabu Terakhir Bulan Safar
Diyakini pula, Allah akan menurunkan ribuan musibah seperti bencana, penyakit, dan sebagainya tiap hari Rabu terakhir bulan Safar.
Oleh sebab itu, di hari Arba Mustakmir ini kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah agar dihindarkan dari segala petaka.
Ada juga sebagian umat Islam di Indonesia di hari Arba Musta’mir itu melakukan ziarah kubur dan salat sunah dua rakaat.
Tradisi Arba Mustakmir biasanya dilakukan di Kalimantan Selatan.
Baca juga: Rebo Wekasan 14 Oktober Akan Turun 20 Ribu Bencana, Benarkah? Kerjakan Shalat & Doa Ini Agar Selamat
Dipublikasikan di YouTube oleh Nasehat Islam pada 2 Juni 2018, Ustadz Abdul Somad pernah membahas tentang tradisi umat Islam Indonesia di hari Arba Mustakmir ini.
Apakah dibolehkan atau tidak dalam Islam dan bagaimana hukumnya?
“Ziarah kubur di hari Rabu terakhir bulan Safar, boleh tidak? Ziarah kuburnya boleh, bagus saja itu. Lalu berdoa memohon kepada Allah agar kita dihindarkan dari segala musibah, ini juga boleh,” jelas Ustadz Abdul Somad.
Sementara terkait keyakinan Allah menurunkan ribuan musibah di hari Rabu terakhir Safar atau Arba Musta’mir, menurutnya itu tak ada haditsnya.
Baca juga: Zodiak Cinta Besok Rabu 14 Oktober: Kekasih Cancer Rindu, Pasangan Gemini Terlalu Banyak Menuntut
“Itu menurut para ulama tasawuf, mereka dapat itu dari ilham bukan dari hadits Nabi Muhammad. Tapi, kalau mau berdoa meminta dihindarkan dari musibah, silakan saja. mau berdoa sambil bertawasul kepada wali-wali Allah juga boleh,” katanya.
Bertawasul adalah memakai atau menyebutkan nama para wali itu saat berdoa dengan harapan Allah akan mengabulkan doa kita berkat kemuliaan para wali Allah tersebut.
“Misalnya bertawasul dengan Wali Songo. Saat berdoa bilangnya begini: Ya Allah, berkat kemuliaan para wali-Mu ini, aku memohon kepada-Mu, dan seterusnya. Kalau ini boleh,” pungkasnya.
Baca juga: Karawang Masuk Zona Merah Covid-19,Ternyata Ada 86 Perusahaan yang Jadi Klaster Industri
Lafaz Niat, Doa & Tata Cara Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan / Rabu Wekasan, Jatuh 14 Oktober 2020
Melansir laman makassar.tribunnews.com, Senin (12/10/2020), masyarakat Jawa menyebut Arba Mustakmir ini sebagai Rebo Wekasan di mana ada salat sunah yang bisa dilaksanakan setelah matahari terbit.
Walau menurut sejumlah ulama, Rasulullah SAW tak pernah melakukannya, konon melaksanakan salat tolak bala di rabu wekasan menjauhkan semua bala yang akan datang kepada diri sendiri, keluarga.
Pelaksanaan sholat sunat Lidaf’il Bala diambil dari keterangan yang tercantum dalam kitab al-Jawahir al-Khomsi halaman 51-52 dilaksanakan pada pagi hari Rabu terakhir bulan Safar, sebanyak 4 rakaat 2 kali salam.
Niatnya :
Ushalli sunnatallidafi'l bala i rak ataini lillahitaala.
Setiap rakaat ba’da fatihah membaca :
- Surat al-Kaustar 17 kali,
- Surat al-Ikhlash 5 kali,
- Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali
Apa itu Arba Mustakmir atau Rebo Wekasan?
Dikutip dari Wikipedia, Rebo Wekasan, Rabu Wekasan, atau Rebo Pungkasan, adalah nama hari Rabu terakhir di bulan Safar pada kalender penanggalan Jawa.
Pada Rebo Wekasan biasanya dimulainya rangkaian Upacara Adat Safaran yang nanti akan berakhir di Jumat Kliwon bulan Maulid (Mulud).
Seperti upacara Sedekah Ketupat dan Babarit di daerah Sunda kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Keistimewaan Rebo Wekasan adalah karena inilah satu satunya hari yang tidak tergantung pada hari pasaran dan neptu untuk melakukan suatu upacara adat.
Catatan dalam adat Kejawen, hari pasaran dan neptu adalah sangat penting demi keselamatan dan berkah dari acara, kecuali pada hari Rebo Wekasan.
Konon Rebo Wekasan adalah hari datangnya 320.000 sumber penyakit dan marabahaya 20.000 bencana.
Maka rata-rata upacara yang dilaksanakan pada hari Rebo Wekasan adalah bersifat tolak bala.
Contoh-contoh upacara adat pada hari Rebo Wekasan di Tanah Jawa:
1. Sedekah Ketupat, Sidekah Kupat, di daerah Dayeuhluhur, Cilacap.
2. Upacara Rebo Pungkasan di Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta.
3. Ngirab, di daerah Cirebonan.
4. Safaran di beberapa daerah.
Selain upacara adat pada hari Rebo Wekasan, banyak orang Muslim tertentu yang melakukan sembahyang tertentu.
Makanan yang dibuat untuk upacara biasanya di antaranya ketupat, apem, dan nasi tumpeng.
(Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Penjelasan Ustadz Abdul Somad Soal Amalan Saat Arba Mustakmir atau Rebo Wekasan di Bulan Safar