Tomat dan Sawi Putih Dibiarkan Membusuk di Kebun Lantaran di Majalengka Harga Jual Sayuran Anjlok

Penulis: Eki Yulianto
Editor: Mumu Mujahidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi sayuran tomat dan sawi putih di Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka dibiarkan membusuk lantaran harga jualnya anjlok di pasaran, Kamis (17/9/2020).

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Sejumlah petani di Kabupaten Majalengka terpaksa membiarkan sejumlah sayuran yang siap panen membusuk di kebun.

Pasalnya, para petani dilanda kebingungan lantaran anjloknya harga jual sejumlah sayuran di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Jika dipaksakan dijual, petani-petani tersebut bahkan harus nombok untuk menutupi biaya produksi yang selama ini sudah dikeluarkan.

Salah satu petani yang merasakan hal tersebut, yakni Tatang Tarsono (53), warga Blok Banjar, Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.

Dirinya mengaku, daripada harus nombok menjual berbagai tanaman yang ia tanam, dirinya terpaksa membiarkan sayuran sawi putih dan kubis membusuk di kebunnya.

Sembari menunggu harga jual sayuran tersebut kembali normal.

Di Dea Argalingga sendiri, terdapat 20 hektar kebun yang ditanami berbagai macam sayuran yang saat ini harganya sedang anjlok.

"Kami terpaksa melakukan hal itu (membiarkan tanaman membusuk) karena harganya ketika dijual murah. Sedangkan, jika dipanen, akan rugi untuk ongkos panen. Daripada dipanen, mending dibiarkan," ujar Tatang saat ditemui di kebunnya, Kamis (17/9/2020).

Tatang menyebut, untuk harga jual sayuran sawi putih sendiri, saat ini berkisar hanya Rp 600-700 per kilogramnya.

Anda Kesulitan Verifikasi Email Saat Daftar Kartu Pra Kerja di www.prakerja.go.id? Ini Jawaban Admin

Promo Superindo 17 September 2020, Hari Terakhir Buruan Cek Katalog Promo Selengkapnya!

Sedangkan, untuk kubis berkisar Rp 300 dan tomat hanya Rp 700.

"Harga-harga itu bagi kami tidak bisa menutupi biaya produksi dari awal tanam hingga panen. Untuk keseluruhan tanaman itu jika harga normal, berkisar di harga Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu. Kalau dipanen, kami malah rugi bahkan nombok," ucapnya.

Dijelaskan Tatang, anjloknya harga jual sejumlah sayuran dari petani ke para pedagang di pasar, diyakini karena turunnya permintaan pembeli.

Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pengunjung di pasar otomatis berkurang yang mana menyebabkan para pedagang di pasar menurunkan pasokan bahan jualnya kepada para petani.

"Dampak dari pandemi, dari wabah ini begitu terasa oleh para petani. Soalnya permintaan dari pasar-pasar besar juga biasanya banyak yang minta full, sekarang mah setengahnya," jelas dia.

Halaman
12

Berita Terkini