WASPADA, BMKG Peringatkan Masyarakat Soal Gempa Kerak Dangkal di Pulau Jawa, Bisa Menghancurkan

Editor: Machmud Mubarok
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seismograf mencatat setiap gempa yang terjadi.

TRIBUNCIREBON.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan agar masyarakat waspada terhadap gempa kerak dangkal akibat adanya sesar aktif yang terjadi di Pulau Jawa.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan, dalam dua hari terakhir, pada 3 September dan 4 September 2020, BMKG mencatat ada empat kali gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi di daratan Pulau Jawa.

“Gempa akibat aktivitas sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak terlalu besar, maka patut diwaspadai. Keberadaan sesar aktif yang jalurnya dekat kawasan permukiman tentu sangat berisiko dapat menimbulkan kerusakan dan juga korban jiwa,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/9/2020).

Adapun empat gempa yang terjadi selama 2 hari terakhir ini adalah sebagai berikut:

  • Gempa Dieng magnitudo 2,2 pada 3 September 2020 pukul 5.00 WIB dengan lokasi episenter pada koordinat 7,12 LS dan 109,78 BT tepatnya di darat pada jarak 14 km arah utara Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Adapun kedalaman 10 km, dan dirasakan di Dieng pada skala I-II MMI.
  • Gempa Sukabumi magnitudo 2,7 pada 3 September 2020 pukul 20.42 WIB lokasi episenter pada koordinat 7,08 LS dan 106.95 BT tepatnya di darat pada jarak 18 km arah Tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat. Kedalaman 10 km, dan dirasakan di Kecamatan Nyalindung Sukabumi dengan skala intensitas II-III MMI.
  • Gempa Bantul magnitudo 3,1 pada 4 September 2020 pukul 00.07 WIB Lokasi episenter pada koordinat 7,93 LS dan 110,48 BT di darat pada jarak 15 km arah Barat laut Gunungkidul, Yogyakarta. Kedalaman 5 km dan dirasakan di Bantul dengan skala intensitas II MMI.
  • Gempa Sukabumi magnitudo 3,3 pada 4 September 2020 pukul 13.30 WIB lokasi episenter pada koordinat 7,11 LS dan 106,93 BT tepatnya di darat pada jarak 20 km arah Tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat. Kedalaman 4 km dan dirasakan di Kec. Nyalindung Sukabumi dengan skala intensitas II-III MMI.

Daryono menyebutkan, gempa Dieng terjadi karena dipicu oleh sesar di sekitar Pegunungan Dieng. Adapun gempa Sukabumi dipicu oleh aktivitas sesar aktif di zona Cipamingkis.

Sementara, gempa Bantul dipicu oleh aktivitas penyesaran di zona Sesar Opak.

Bacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW, Lengkap dengan 5 Manfaat Bersholawat Bagi yang Mengamalkan

Kenapa Subsidi Gaji Rp 600 Ribu Belum Masuk ke Rekening Karyawan Bank Swasta? Ini Alasannya

Daftar Harga Hp Vivo Terbaru September 2020: Mulai Rp 1 Jutaan, Vivo Y11, Y12, V19, hingga Vivo X50

BMKG menyebutkan, untuk menimbulkan kerusakan bangunan rumah, gempa akibat sesar aktif dangkal tidak harus berkekuatan besar.

“Sejak 2015, di Pulau Jawa saja setidaknya telah terjadi 5 kali gempa merusak yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang berkedalaman dangkal dengan magnitudo kurang dari 5,0 (M<5,0),” kata dia.

Gempa-gempa yang pernah terjadi dan merusak tersebut yakni:

  • Gempa Madiun Magnitudo 4,2 pada 25 Juni 2015.
  • Gempa Pangalengan Magnitudo 4,2 pada 6 November 2016.
  • Gempa Garut Magnitudo 3,7 pada 18 Juli 2017.
  • Gempa Banjarnegara Magnitudo 4,4 18 April 2018 merusak lebih dari 316 bangunan rumah.
  • Gempa Lebak Magnitudo 4,4 pada 7 Juli 2018.

“Dengan fakta dan data tersebut di atas, maka aktivitas sesar aktif di daratan dan utamanya dekat dengan kawasan permukiman tentunya patut diwaspadai,” ujar Daryono.

Sebagai upaya mitigasi, BMKG mengimbau masyarakat mewujudkan bangunan rumah tahan gempa dan memahami apa saja yang harus dilakukan saat gempa terjadi.

Daryono mengatakan, gempa tidak membunuh dan melukai. Menurut dia, yang terjadi sebenarnya adalah bangunan tembok berkualitas rendah yang tidak mengacu aturan bangunan tahan gempa sehingga dapat roboh dan menimpa penghuninya.

Jumat pagi, gempa bumi mengguncang Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat 4 September 2020.

Informasi dari BMKG, gempa bumi di Kota Sukabumi tersebut bermagnitude 3,3, dengan kedalaman 4 kilometer.

• Gempa Bumi 5,0 Baru Saja Mengguncang Sinabang Aceh, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

Guncangan gempa bumi di Kota Sukabumi ini terpatnya terjadi di 20 kilometer Selatan Kota Sukabumi.

 Gempa bumi ini dirasakan di Kecamatan Nyalindung, Kecamatan Prabaya, Kabupaten Sukabumi.

BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada dan tidak termakan berita hoaks.

Malam sebelumnya, gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5.2 mengguncang Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu.

Melalui laman resminya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa dengan magnitudo 5.2 mengguncang Kabupaten Bengkulu Selatan.

BMKG melalui laman resminya di Jakarta, Jumat (4/9/2020) menyebutkan, gempa tersebut terjadi Kamis (3/9/2020) sekitar pukul 23.02 WIB, dengan pusat gempa terletak di laut sekitar 45 kilometer Barat Daya Bengkulu Selatan.

Video: Saksi Mata Mendegar Suara Gemuruh

Episentrum gempa berada pada kedalaman 22 kilometer, tepatnya pada 4.6 Lintang Selatan dan 102.53 Bujur Timur.

BMKG mencatat, getaran gempa dirasakan (MMI) II-III di Kepahiang, Enggano, Bengkulu Kota, Manna, Bengkulu Selatan dan Liwa.

BMKG menjelaskan, skala Modified Mercalli Intensity (MMI) II adalah getaran dirasakan beberapa orang dengan benda ringan yang digantung bergoyang.

Sedangkan skala III yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

• Kenapa Subsidi Gaji Rp 600 Ribu Belum Masuk ke Rekening Karyawan Bank Swasta? Ini Alasannya

• Lowongan Kerja BUMN Anak Perusahaan PT Pertamina untuk Lulusan SMA/SMK-S1, Ayo Segera Melamar!

Jabar Masuk Klaster Zona Aktif 

Selama bulan Agustus 2020, terjadi gempa tektonik sebanyak 804 kali dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, jumlah gempa pada Agustus 2020 ini meningkat dari bulan sebelumnya, Juli 2020 yang terjadi 541 kali.

• Aksi Begal di Cisaranten Kulon, Gagal Rampas Tas Korban, Malah Motor Korban yang Bisa Dibawa Lari

"Selama bulan Agustus 2020 terjadi gempa signifikan dengan kekuatan M > 5,0 sebanyak 27 kali.  Jumlah gempa signifikan ini jumlahnya meningkat dari bulan sebelumnya Juli 2020 sebanyak 12 kali," ujar Daryono kepada Tribunjabar.id, Senin (31/8/2020).

Sedangkan untuk gempa kecil dengan kekuatan M < 5,0, sebut Daryono, terjadi sebanyak 777 kali. Jumlah gempa ini pun meningkat dari bulan sebelumnya Juli 2020 sebanyak 529 kali.

• Baru Keluar dari Tempat Hiburan Malam, Wanita Mabuk Ini Diperkosa Bergilir Oleh Tukang Parkir

"Selama bulan Agustus 2020 terjadi gempa dirasakan yang guncangannya oleh masyarakat sebanyak 49 kali dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman. Jumlah gempa dirasakan ini menurun dari bulan sebelumnya Juli 2020 sebanyak 64 kali," katanya.

"Selama Juli 2020 terjadi gempa merusak 1 kali, yaitu rusaknya bangunan rumah di Desa Sungai Gerong, Kabupaten Lebong akibat guncangan Gempa Kembar (doublet earthquake) Bengkulu 19 Agustus 2020 dengan kekuatan M 6,6 dan M 6,7. Aktivitas gempa ini hingga 22 Agustus 2020 tercatat diikuti sebanyak 16 kali gempa susulan (aftershocks)," terangnya.

Daryono mengatakan, ada beberapa klaster zona aktif gempa selama bulan Agustus 2020. Ia menyebut, Jawa Barat masuk kedalam salah satu wilayah yang menjadi klaster zona aktif gempa.

• Dua Guru di Kota Sukabumi Dinyatakan Positif Covid-19, Usai Jalani Tes Swab

"Ada beberapa klaster zona aktif gempa selama Agustus 2020 dan kemungkinan sebagian masih berlanjut hingga Bulan September 2020. Klaster zona aktif gempa ini teridentifikasi di beberapa tempat, yaitu Banda Aceh, Bengkulu, selatan Selat Sunda, selatan Jawa Barat, Selatan Jawa Timur, Sumba, Sigi, Matano, Laut Maluku Utara, dan Sarmi Papua," paparnya.

Lebih lanjut Daryono mengatakan, untuk wilayah paling aktif gempa di bulan Agustus 2020 adalah Sumba Baratdaya.

Pada 5 Agustus 2020 lalu, terjadi gempa M 5,5 di Sumba Baratdaya yang dikuti renteten aktivitas gempa susulan sebanyak 527 kali dengan gempa yang guncangannya dirasakan sebanyak 7 kali.

• Kecamatan Leuwimunding Majalengka Paling Banyak Kasus Positif Covid-19, Tes Swab Kembali Digelar

"Patut disyukuri bahwa gempa yang berpusat di laut ini tidak menimbulkan terjadinya kerusakan dan korban jiwa. Sumber gempa ini belum terpetakan dalam peta geologi dan tektonik dasar laut," ucapnya.

"Aktivitas gempa hiposenter dalam, atau yang populer dikenal sebagai Deep Focus Earthquake, di wilayah Indonesia pusatnya banyak terdapat di Laut Jawa, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Sulawesi," ujarnya.

Ia menjelaskan, data seismisitas menunjukkan bahwa aktivitas gempa hiposenter dalam di wilayah tersebut masih sangat aktif.

"Gempa Deep Focus Earthquake pada 21 Agustus 2020 berkekuatan M 6,9 dengan kedalaman 625 km berpusat di Laut Flores-Banda, guncangannya dirasakan dalam wilayah yang luas hingga mencapai wilayah Tarakan Kalimantan Utara," pungkasnya.*

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Ingatkan Waspada Gempa Kerak Dangkal karena Sesar Aktif di Pulau Jawa", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/04/161903065/bmkg-ingatkan-waspada-gempa-kerak-dangkal-karena-sesar-aktif-di-pulau-jawa.
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Berita Terkini