Covid 19 di Jawa Barat

Waspada! 190 Anak di Jabar Tertular Virus Corona, Kebanyakan Usia Sekolah Antara 6-18 Tahun

Editor: Machmud Mubarok
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Anak-anak sekolah termasuk kelompok yang rawan dan rentan tertular Virus Corona.

Sahbirin mengungkapkan kondisi terbaru ini berkaitan dengan upaya pemeritah setempat dalam memperluas jangkauan dan memperbanyak rapid test didapatkannya kasus konfirmasi positif yang jumlahnya banyak.

Dalam uraiannya, Sahbirin mengungkapkan bahwa di awal masa pandemi (22-29 Maret) kasus konfirmasi positif Covid-19 masih nol.

Penyebabnya skrining dan pemeriksaan sampel dilakukan di Surabaya. Kemudian, pada 30 Maret- 4 April 2020, mulai ada kasus dari luar. Termasuk di dalamnya dari Gowa.

Selanjutnya, pada 5 April - 5 Mei 2020, rata-rata ada 7 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sehari.

Mulai 6 Mei, kata Sahbirin, mulai dilakukan perbaikan sistem identifikasi Covid-19, sehingga mampu mencatat sebanyak 1.438 kasus secara kumulatif di Kalimantan Selatan.

Sahbirin mengungkapkan, saat ini pihaknya terus melakukan rapid test dan melakukan sosialisasi pencegahan penularan Covid-19.

Sekolah Tetap di Rumah

Kegiatan sekolah secara tatap muka di sekolah di Jawa Barat baru dipastikan aetelah evaluasi pada triwulan keempat tahun ini. Hal ini disebabkan belum adanya kabupaten atau kota di Jawa Barat yang masuk zona hijau seperti yang dapat menggelar kegiatan di gedung sekolah seperti yang dikriteriakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, mengatakan pihaknya baru saja menyampaikan draft peraturan gubernur tentang pedoman dan tata cara proses kegiatan belajar mengajar bagi kabupaten dan kota di era pandemi Covid-19 di Jawa Barat. Selain itu, ada lagi secara khusus draft pedoman tata cara belajar mengajar di SMA dan SMK di era pandemi Covid-19.

"Sesuai dengan arahan dari Mendikbud bahwa zona hijau itu boleh dilakukan dengan tatap muka sekolahnya. Hasil evaluasi kami dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, untuk Jawa Barat tidak ada kabupaten kota saat ini yang menempati di zona hijau, rata-rata paling bagus juga di zona biru," katanya di Gedung Sate, Jumat (19/6).

Sehingga keputusannya, Disdik Jabar menyatakan belum ada kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru ini dengan pola tatap muka sampai evaluasi selanjutnya.

"Kalau ada kabupaten kota yang langsung masuk zona hijau, kita juga tidak serta merta langsung di minggu depannya itu dilakukan tatap muka. Karena perhitungan kita adalah pertama berkaca dari data pada saat terjadi di Perancis, India, dan Israel itu kan dengan adanya sekolah lagi ternyata menjadi cluster-cluster baru," katanya.

Pertimbangan kedua, katanya, pihaknya masih tetap harus berpikir tentang penyetaraan mutu pendidikan. Jangan sampai pada saat minggu depannya ada zona hijau di Jabar dan pendidikan langsung dibuka secara tatap muka, malah nantinya terjadi kesenjangan pendidikan dengan zona kuning atau biru.

"Nanti kita berpikir antara kabupaten satu dengan kabupaten lain yang masih merah, untuk pendidikannya tidak sama. Itu kita tidak berharap seperti itu. Jadi artinya evaluasi ini masih harus dilakukan. Selambat-lambatnya, kalau kita katakan mudah-mudahan bisa berakhir beberapa waktu untuk yang zona hijau itu di evaluasinya, sampai dengan triwulan empat di tahun ini," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, dan Kota Cimahi, naik peringkat dalam hal penanganan Covid-19 sehingga berubah dari zona kuning menjadi zona biru. Sedangkan Kabupaten Garut yang tadinya berstatus zona biru kini turun menjadi zona kuning.

Halaman
1234

Berita Terkini