Wawan, ABK Asal Indramayu Hilang di Samudra Pasifik, Keluarga Bilang Trauma Melaut

Padahal Wawan sendiri merupakan ABK yang handal. Dia sudah terbiasa melaut sejak masih berusia remaja.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Kakak Ipar Wawan, Boni (sebelah kiri) saat ditemui di kediamannya di di Blok Tangsi Rt 02/02 Kelurahan Benda, Kabupaten Indramayu, Jumat (6/9/2019). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kepergian Wawan Bin Sarwan (35) warga Blok KR. Metal Dadap Rt 01/01 Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu yang hilang di Samudra Pasifik meninggalkan luka mendalam pihak keluarga.

Kakak Ipar Wawan, Boni (35) mengatakan, kepergian Wawan menjadi trauma keluarga yang juga mayoritas merupakan nelayan dan ABK.

Padahal Wawan sendiri merupakan ABK yang handal. Dia sudah terbiasa melaut sejak masih berusia remaja.

"Sudah sering melaut sejak kecil juga, keluarganya kan memang rata-rata melaut termasuk saya," ucap dia saat ditemui Tribuncirebon.com di kediamannya di Blok Tangsi Rt 02/02 Kelurahan Benda, Kabupaten Indramayu, Jumat (6/9/2019).

Membayangkan Wawan hilang kontak, diakui dirinya menimbulkan rasa trauma. Terlebih Boni pun sering menjadi ABK kapal-kapal besar untuk melaut ke berbagai perairan di Indonesia.

"Trauma pasti ada, kan saya juga hidupnya di laut," ucap dia.

Foto Wawan beserta Istri, Jumat (6/9/2019).
Foto Wawan beserta Istri, Jumat (6/9/2019). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Meski demikian, disampaikan Boni, dirinya tidak bisa berhenti melaut karena sudah menjadi mata pencaharian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari rumah tangga.

"Tapi ya, hati-hati saja. Mau tidak mau walau trauma juga," ujarnya.

Diketahui Wawan termasuk kedalam delapan orang Anak Buah Kapal (ABK) di sebuah kapal bernama lambung Jin Long Tai No 6 dioperasikan seorang kapten asal Taiwan dilaporkan hilang di Samudra Pasifik.

Dari kedelapan ABK, terdiri atas satu warga China dan tujuh Warga Negara Indonesia (WNI).

Dikutip dari Focus Taiwan, kapal pencari ikan tempat mereka bekerja diduga terkena badai karena tidak bisa dihubungi lagi sejak 18 Agustus.

Pemerintah Taiwan juga sudah menghentikan pencarian setelah sebelumnya berusaha mencari korban selama 20 hari di lautan lepas.

Namun, hasil pencarian itu hanya ditemukan puing-puing perahu, sedangkan untuk jasad Wawan dan ABK lainnya tidak ditemukan.

Pemerintah Taiwan juga meminta tanda tangan persetujuan istri Wawan, Lelia (25) terkait hilangnya korban.

"Hingga sekarang sudah tidak ada kabar lagi," ujar Boni.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved