10 Fakta KH Maimun Zubair, Dari Pernah Mimpi Bertemu Rasullullah SAW Hingga Tahu Kapan Dirinya Wafat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Maimun Zubair

TRIBUNCIREBON.COM-  KH Maimun Zubair atau Mbah Moen meninggal dunia di Mekkah pada Selasa (6/8/2019).

KH Maimun Zubair wafat pada usia 90 tahun di Mekkah.

Mbah Moen kemarin sudah dimakamkan di Mekkah. 

Jenazahnya disholatkan dan diantarkan oleh keluarga, ratusan jemaah, dan ulama yang berada di Mekkah.

Inilah 10 Fakta mengenai KH Maimun Zubair alias Mbah Moen:

1. Mbah Moen adalah tokoh ulama Nahdatul Ulama 

KH Maimun Zubair adalah seorang tokoh ulama NU kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928.

Selain itu KH Maimun Zubair adalah seorang ulama dan politikus Indonesia, dan rekam jejaknya pun tak bisa diremehkan, ia juga bukan orang sembarangan.

Tak hanya itu, KH Maimun Zubair juga adalah pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah dan merangkap jabatan sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Adapun KH Maimun Zubair merupakan murid dari Syaikh Said al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.

Tak Pernah Marah, Mbah Mun Sosok Penuh Cinta, Terbukti Saat Ada Santrinya Yang Nakal Begini Caranya

Kedalaman ilmu dari orangtuanya, menjadi basis pendidikan agama KH Maimun Zubair sangat kuat.

KH Maimun Zubair (Istimewa)

2. Penah Menjabat Sebagai Anggota DPRD

Semasa hidupnya, KH Maimun Zubair pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun.

Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantren yang dipimpinnya itu.

Vakum dari dunia politik ternyata ia pernah kembali dipanggil oleh negara.

Kenang KH Maimun Zubair atau Mbah Mun, KH Mustofa Cerita Mulai Jadi Santri Hingga Dijadikan Mantunya

Adapun KH Maimun Zubair pernah diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.

3. Mbah Moen Meninggal di Mekkah Saat Jalankan Ibadah Haji

Ulama KH Maimun Zubair alias Mbah Moen meninggal di Mekah saat akan beribadah haji, Selasa (6/8/2019).

Mbah Moen meninggal di usia 90 tahun.

Prosesi Pemakaman Mbah Moen (Tangkapan Layar Kanal Youtube Official Net News)

4. Mbah Moen pernah berwasiat ingin dimakamkan di Mekkah

Wasiat Mbah Moen ingin dimakamkan di Mekah

Dikutip dari Kompas.com, menurut Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Dalam Negeri, Abdul Ghaffar Rozin, mengungkapkan jika jenazah Mbah Moen disalatkan di Masjidil Harram hari ini.

Rozin juga mengungkapkan, semasa hidup Mbah Moen pernah mengungkapkan jika dirinya ingin dimakamkan di kompleks pemakaman Ma'la, Mekkah.

"Almarhum pernah menyampaikan kalau wafat di Mekkah ingin dimakamkan di Ma’la,

Saat ini, wasiat beliau sedang diikhtiarkan," ungkap Rozin.

5. Sebelum wafat, Mbah Moen Pernah Bermimpi bertemu Rasullullah SAW 

Dikutip dari akun Baba Ahmad di Facebook, Al Habib Abdullah Zaky al-Kaff (Bandung) bercerita saat dirinya hendak mondok ke Mbah Maimun Zubair.

Sebelum berangkat ke pondok, Habib Zaky dikasih tahu oleh pamannya,  “Nanti kalau sudah di sana, jangan kasih tahu Mbah Maimun kalau kamu ini masih dzuriyah (cucu Nabi) ya?!”

VIRAL! Sejumlah Murid Kembalikan Dompet Berisi Uang Rp 900 Ribu, Pemilik Nangis: Ini Uang Titipan

Sesampainya di sana, Habib Zaky sowan ke Mbah Maimun Zubair. Kemudian, ia ditanya oleh Mbah Maimun, “Nama kamu siapa?”

“Nama saya Zaky,” jawab Habib Zaky menutup-nutupi jati dirinya. Selain juga karena wajah Habib Zaky tidak begitu ke-Arab-araban. Walhasil, saat perkenalan para santri usai mulailah aktifitas seperti biasanya. Semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur dan beristirahat.

Singkat cerita, saat waktu tengah malam, kamar Habib Zaky digedor-gedor. Para santri pun kaget, ternyata yang menggedor-gedor pintu kamar adalah Mbah Maimun Zubair.

“Mana yang namanya Zaky? Kamu tidak ngaku ya, kalau kamu masih dzurriyah Nabi?! Saya barusan didatangi Rasulullah di dalam mimpi. Lalu, Rasulullah berpesan kepada saya untuk nitip cucunya.”

Kemudian Mbah Maimun Zubair melanjutkan, “Kalau kamu masih tidak mengaku dzurriyah Nabi, pilih mana mondok di tempat saya atau keluar dari pondok saya?!”

“Mbah Yai Maimun Zubair terkenal sebagai tokoh ‘alim yang juga terkenal karena keta’dzimannya dan kecintaannya pada dzurriyah Rosulullah. Itulah contoh akhlak Mbah Moen terhadap dzurriyah Nabi. Semoga kita bisa mencontoh dan mendapatkan berkah para habaib, ulama’ dan wali Allah. Amien,”

6. Mbah Moen Sudah Tahu Akan Meninggal Hari Senin

Sebelum wafat, Mbah Moen sempat mengisi ceramah di Pondok Sarang Rembang.

Dalam ceramah itu, Mbah Moen memberikan ceramah tentang keistimewaan hari Selasa.

Mbah Moen berbicara tentang keluarganya yang meninggal pada hari Selasa.

"Menurut nenek saya, mulai dari nenek yang keempat, sampai ayah saya, ibu saya, itu kok kalau meninggal kok hari Selasa," ucap Mbah Moen, dikutip oleh Tribunnewswiki dari Youtube Channel Pecinta Habib Luthfi Channel, Selasa (6/8/2019).

Dalam video yang diunggah oleh YouTube Channel Pecinta Habib Luthfi Channel itu, Mbah Moen menjelaskan tentang keistimewaan hari Selasa.

"Hari Selasa, Allah menciptakan ilmu segala apa yang ada di dunia ini, sesudah tahapan utama dua hari, ahad senin," kata Mbah Moen.

Mbah Moen mengatakan bahwa setiap hari Selasa, pondok pesantren wajib libur untuk mengaji.

Dalam akhir video, Mbah Moen juga mengungkapkan bahwa dirinya juga akan 'libur' pada hari Selasa.

"Jadi saya Selasa itu," ujar Mbah Moen.

Waspada! Darah Tinggi Bisa Sebabkan Kematian, Begini Cara Ampuh untuk Turunkan Tekanan Darah

7. Pemakaman Mbah Moen Dihadiri oleh Habib Rizieq 

Pemakaman ulama besar Indonesia yang wafat di Mekkah, Arab Saudi, KH Maimun Zubair di Ma'la dihadiri Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. 

Habib Rizieq Shihab hadir di antara ratusan pelayat yang sebagian besar calon jemaah haji Indonesia yang berada di Mekkah. 

Kehadiran Habib Rizieq itu tampak dalam video singkat tersebar viral di media sosial. Selain Habib Rizieq Shihab, juga hadir Habib Hanif bin Abdurrahman Alatas menantu imam besar FPI tersebut.

8. Langit Mekkah Mendung dan Hujan Saat Mbah Moen Wafat

Dikabarkan bahwa cuaca di Mekkah mendung usai kepergian Mbah Moen. Bahkan dikabarkan pula Mekkah diguyur rintik hujan.

Mbah Moen meninggal dunia di Mekkah Selasa (6/8/2019) pagi.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di akun Twitter-nya yang terverifikasi, @lukmansaifuddin, Selasa (6/8/2019).

Menurut Lukman Hakim Saifuddin, cuaca di Mekkah saat ini mendung, hujan dan mentari bak rembulan.

"Mekkah mendung

Ada rintik hujan

Mentari bak rembulan

Selamat jalan Mbah Maimoen..," tulisnya.

Tak hanya itu, netizen yang tengah berada di Mekkah pun memposting video suasana di Arab Saudi yang mendung dan diguyur hujan.

Hotman Paris Datangi Sang Istri Tengah Malam, Penampilan Sang Istri Jadi Sorotan

Video itu dibagikan oleh akun @munawar_am, Selasa.

Tampak pada video yang dipostingnya, langit di Mekkah mendung diselimuti kabut.

"Langit Kota Mekkah pagi ini, Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un... Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un... ," katanya sambil terisak.

Tampak beberapa atap bangunan di video itu tertutup kabut.

"Langit Kota Makkah pagi ini.... Mendung dan berkabut.... Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un...

#MbahMaimunZuberWafat," tulisnya.

9. Jenazah Mbah Moen dimakamkan disamping makam Istri Rasullullah SAW

Pengasuh Pondok Pesantren Sarang, Rembang, KH Maimun Zubair, meninggal dunia saat melaksanakan rangkaian ibadah haji pada Selasa (6/8/2019).

Mbah Mun meninggal seusai melaksanakan salat Subuh di ruang perawatan Rumah Sakit Ann Nuur Mekkah.

Selanjutnya jenazah Mustasyar PBNU itu pun dimakamkan di permakaman Ma’la Mekkah, Arab Saudi.

Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek sekaligus menantu Mbah Mun, KH Mustofa Aqiel Siradj, mengatakan, jenazah mertuanya dimakamkan di sisi kuburan Siti Khodijah, istri Nabi Muhammad SAW.

"Mbah Mun dikubur di samping Siti Khodijah dan Sayid Muhammad Almaliki," kata KH Mustofa Aqiel Siradj saat ditemui di Pondok Pesantren Khas Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Selasa (6/8/2019) malam.

10. Ribuan Santri Shalat Gaib untuk Mbah Moen

ibuan santri Pondok Pesantren Khas Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, mengikuti salat gaib untuk KH Maimun Zubair, Selasa (6/8/2019) malam.

Salat gaib itu dilaksanakan di Masjid Al Jadied kompleks Pondok Pesantren Khas Kempek.

Bahkan, para santri juga terlihat memadati halaman masjid dan beberapa ruas jalan di dalam kompleks Ponpes Khas Kempek.

Selepas salat maghrib berjamaah, para santri dari sejumlah asrama Ponpes Khas Kempek mulai berbondong-bondong menuju Masjid Al Jadied. (Tribuncirebon.com/Mutiara Erlanti)

Ribuan Santri Ponpes Khas Kempek Cirebon Salat Gaib untuk KH Maimun Zubair (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Berita Terkini