Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Salah seorang korban kecelakaan maut yang melibatkan Kereta Api (KA) Jaya Baya jurusan Pasar Senen-Malang dengan satu unit mobil jenis Daihatsu Terios hitam bernopol E 1826 RA, Tasdan (47) masih menyisakan satu orang anak bernama Zulfa Fadilah (9).
Sepupu korban, Ratnadi menyampaikan, putri sulung korban Tasdan, Zulfa Fadilah (9) tidak ikut terlibat menjadi korban kecelakaan yang menewaskan seluruh anggota keluargannya itu.
"Kebetulan anaknya itu ada satu yang tidak ikut, de Zulfa. Hanya ada Tasdan beserta istri dan anaknya, mertuanya, bibinya Zulfa, dan anak-anaknya yang berada dalam mobil," ucap dia saat ditemui Tribuncirebon.com di rumah duka di Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/6/2019).
Disampaikan dirinya, Zulfa Fadilah sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Namun, masih ada adik kandung dari Tasdan, yaitu Hj. Suminah.
"Kemungkinan besar Zulfa bakal dirawat sama bibinya, karena memang sudah tak punya siapa-siapa lagi," kata dia.
• Palang Pintu KM 143+1 Jayamulya Kroya Indramayu Akan Ditutup PT KAI, Ini Kata Petugas Palang Pintu
• Kepolisian Lakukan Investigasi di Lokasi Tabrakan Maut Perlintasan KA Kilometer 143+1 Indramayu
Saat berada di lokasi rumah duka, tampak Zulfa Fadilah tengah merenung atas sepeninggal seluruh anggota keluarganya.
Beruntung, saat itu ada beberapa teman sebaya Zulfa Fadilah di rumah duka menghibur dirinya yang sedang berkabung.
Kesedihan itu, tampak jelas dari rawut wajah bocah kelas 3 SD itu. Meski sedang bersama rekan-rekannya, Zulfa Fadilah hanya banyak terdiam sambil sesekali menanggapi obrolan dari teman-temannya.
Sepupu Tasdan sekaligus Kepala Desa Ranjeng menceritakan, saat di tempat pemakaman, Zulfa Fadilah sempat bertanya.
"Nanti saya sama siapa? Sambil menangis nanya seperti itu," ucapnya.
Pihak keluarga pun memberi pengertian untuk mengikhlaskan kepergian Tasdan dan keluarga serta memberi doa yang terbaik untuk seluruh korban.
Kepergian Tasdan dan keluarga rupanya meninggalkan duka mendalam bagi kerabat yang ditinggalkan.
Salah satunya yaitu adik kandung Tasdan, Hj. Suminah. Suminah berkali-kali pingsan, setelah bangun justru menangis dan tidak lama pingsan kembali.
"Tasdan ini dihormati di masyarakat, bahkan dirinya menjadi Kepala KUA termuda di Kabupaten Indramayu," ucapnya.
Lanjut Ratnadi, sejumlah tokoh bahkan ikut berduka cita dan menyampaikan belasungkawa langsung ke rumah duka, seperti Kapolda Jabar, Kapolres Indramayu, Kepala Departemen Agama Indramayu, dan lain-lain. (*)