Mendikbud Bicara Soal Pelaksanaan PPDB 2019, Ini 9 Poin Pentingnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pendaftaran PPDB di SMAN 3 Bandung, Rabu (19/6/2019)

7. Orangtua tidak perlu resah Mendikbud juga meminta agar orang tua tidak perlu resah dan khawatir berlebihan dengan penerapan zonasi pendidikan pada PPDB. Ia mengajak para orang tua agar dapat mengubah cara pandang dan pola pikir terkait "sekolah favorit/unggulan". Ia memahami masyarakat masih resisten dengan konsep ini.

8. Prestasi siswa, bukan sekolah Dikatakan Mendikbud, jangan sampai sekolah mengklaim sebagai unggulan hanya karena menerima anak-anak yang pandai dan umumnya dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas yang mampu memberikan fasilitas penunjang belajar anak.

"Prestasi itu tidak diukur dari asal sekolah, tetapi masing-masing individu anak yang akan menentukan prestasi dan masa depannya. Pada dasarnya setiap anak itu punya keistimewaan dan keunikannya sendiri. Dan kalau itu dikembangkan secara baik itu akan menjadi modal untuk masa depan," ujar Muhadjir Effendy.

"Ke depan, yang unggul itu individu-individunya. Sekolah hanya memfasilitasi belajar siswa," ucapnya.

9. Pendidikan karakter Pendekatan zonasi erat kaitannya dengan penguatan pendidikan karakter. Dijelaskan Mendikbud, sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara, pemerintah mendorong sinergi antara pihak sekolah (guru), rumah (orang tua), dan lingkungan sekitar (masyarakat). Ekosistem pendidikan yang baik tersebut diyakini dapat mudah diwujudkan melalui pendekatan zonasi.

"Orang tua dan masyarakat sekitar ikut terlibat dalam pendidikan karakter," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Poin Buka-bukaan Mendikbud Soal Sistem Zonasi dan PPDB 2019", https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/20/11111981/9-poin-buka-bukaan-mendikbud-soal-sistem-zonasi-dan-ppdb-2019.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo

Berita Terkini