Tanggapan Peneliti Sesar Lembang Soal Belum Adanya Early Warning System dari Pemerintah Daerah

Peneliti Sesar Lembang dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) buka suara soal Sesar Lembang

Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
PENDETEKSI GETARAN GEMPA - Sensor pendeteksi getaran gempa Sesar Lembang di Gunung Batu, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG BARAT - Peneliti Sesar Lembang dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Mudrik Rahmawan Daryono mengatakan, kesiapsiagaan lebih utama daripada kehadiran alat pendeteksi getaran gempa yang menjadi bagian dari Early Warning System (EWS) dalam menghadapi Sesar Lembang.

Alasannya, Wilayah Bandung Raya memiliki jarak yang relatif sangat dekat dengan garis Sesar Lembang.

Diprediksi, daya rambat getaran gempa Sesar Lembang akan lebih cepat dibandingkan dengan langkah-langkah mitigasi setelah sensor menangkap getaran gempa

Apalagi, tak sedikit pemukiman warga yang berdiri di garis Sesar Lembang yang panjangnya 29 Kilometer.

Baca juga: Gempa Terkini M4,3 Guncang Kuta Selatan Bali, Ini Info Dari BMKG

"Jeda waktu yang diselamatkan kan sangat kecil, hanya beberapa detik, bandung itu sangat dekat dengan sumber Sesar Lembang. Jadi secara teori lebih baik kesiapsiagaan kapasitas dari masyarakat yang ditingkatkan," kata Mudrik di Gunung Batu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (24/8/2025).

Mudrik mengapresiasi tingkat kesadaran Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Raya terhadap ancaman Sesar Lembang.

Berbagai langkah-langkah preventif maupun peningkatan edukasi mitigasi yang dilakukan merupakan hal yang sangat positif.

"Sejauh ini Pemda sudah bisa menerima fakta ini, itu yang nomor satu, kedua merubah memperbaiki dan mempersiapkan, kewaspadaan tidak bisa dengan cepat, apalagi merubah bangunan yang sudah ada. Kesiapsiagaan, kapasitas penduduknya luar biasa, sudah disosialisasikan. Positif, itu yang harus diapresiasi dari Pemda," ujarnya.

Diketahui, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kota Bandung belum memiliki alat pendeteksi getaran gempa sebagai salah satu Early Warning System (EWS) dalam menghadapi Sesar Lembang.

Sejauh ini, alat-alat pendeteksi getaran gempa yang terpasang di jalur Sesar Lembang baru dimiliki oleh lembaga BMKG dan BRIN.

Di Bandung Barat, alat pendeteksi getaran gempa terpasang di Kecamatan Parongpong dan Lembang.

Sensor penangkap getaran gempa terpasang di garis Sesar Lembang.

Alat tersebut akan merekam getaran gempa khususnya dari Sesar Lembang.

Data yang terekam akan dijadikan acuan untuk melakukan langkah mitigasi kebencanaan dan diharapkan dapat menekan dampak negatif dari bencana.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved