Viral Video Diduga Pesta Terlarang di Kawasan Wisata Palutungan Kuningan, Warga Mengamuk

"Kesepakatan yang kami tawarkan dan mereka akan mengikuti itu di antaranya, aliran musik atau genre. Kemudian dapat melibatkan warga desa setempat dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan dan kenyamanan lingkungan," katanya.

Terpisah pengusaha kafe dan resto yang disebut dalam video tersebut, Surya, menegaskan bahwa pihaknya sejak awal berdiri selalu menjadi ruang apresiasi bagi seniman dan musisi lokal.

“Kami selalu mensuport seniman Kuningan, sehingga even musik dan seni rutin digelar di sini,” ujar Surya.

Menanggapi perbincangan soal moralitas LGBT, Surya menjelaskan bahwa pada saat kejadian, pihak yang dimaksud hadir sebagai konsumen.

“Karena belum ada regulasi yang jelas, kami berkewajiban menerima semua konsumen yang datang. Posisi kami saat itu adalah penyedia layanan bagi masyarakat umum,” ucapnya.

Surya juga menegaskan bahwa pihaknya selalu taat aturan dalam urusan administrasi.

“Alhamdulillah, soal pajak, izin, dan kewajiban lainnya, kami tidak pernah absen. Isu ini memang dibawa ke berbagai arah, tapi kami memaklumi karena tidak semua orang memahami situasi yang sebenarnya terjadi,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Surya juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang timbul.

“Kami memohon maaf apabila situasi ini menimbulkan keresahan. Ke depan, kami akan berupaya lebih berhati-hati agar tidak terjadi kesalahpahaman serupa,” ucapnya.

Ia menambahkan, terlepas dari kontroversi yang berkembang, mereka akan terus berkarya dan memberi ruang bagi musisi serta pelaku seni di Kuningan.

“Kami akan tetap fokus mendukung karya dan kreativitas anak-anak Kuningan,” kata Surya.

Di video lain tampak seorang pemuda mengamuk dan membubarkan pesta tersebut.

Baca juga: VIRAL Isu Pesta Seks TKA China di Cirebon, Begini Penjelasan Warga dan Keterangan Resmi Polisi