Fenomena Bendera One Piece

DPR RI Soroti Bendera One Piece, Heru Subagia Balik Menuding: Kalian yang Justru Menindas Rakyat!

Pengamat Ekonomi Politik Heru Subagia mengecam keras pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Firman Soebagyo,

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Layar Tangkap Tribun Timur
BENDERA ONE PIECE - Tangkap Layar Youtube Tribun TImur yang memerlihatkan fenomena penggunaan Bendera One Piece untuk atribut HUT RI ke-80. Apa arti Bendera One Piece, ada hubungan apa dengan hari Kemerdekaan RI? 

TRIBUNCIREBON.COM- Pengamat Ekonomi Politik Heru Subagia mengecam keras pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, yang menyebut pengibaran bendera One Piece menjelang HUT Kemerdekaan sebagai bentuk makar.

Heru menilai pernyataan tersebut tidak hanya keliru, tetapi juga mencerminkan ketidakmampuan elite politik memahami realitas sosial masyarakat.

"Fenomena ini justru merupakan ekspresi keresahan rakyat atas situasi sosial-politik dan ekonomi yang semakin menekan," ujar Heru, Sabtu (2/8/2025).

Baca juga: HEBOH Reuni Kehutanan UGM, Ketua Kagama Cirebon Pertanyakan Tak Ada Logo Kampus: Ini Reuni Apa?

Heru bahkan menuding bahwa tindakan makar yang sesungguhnya justru dilakukan secara sistemik oleh para elite di lembaga legislatif, eksekutif, hingga yudikatif. Ia menyebut para penguasa telah mengkhianati nilai-nilai kemerdekaan dan hanya memperkaya diri sendiri di tengah penderitaan rakyat.

“Rakyat dipaksa terus membayar pajak dan berkorban atas nama nasionalisme, tapi hasilnya hanya dinikmati segelintir elite. Kalianlah yang sebenarnya makar terhadap keadilan ekonomi,” tegas Heru.

Dengan nada emosional, Heru menyebut elite politik saat ini “sok suci” dan gagal memberi teladan. Menurutnya, HUT RI yang seharusnya menjadi momen merayakan kemerdekaan dari penindasan justru berubah menjadi simbol ketidakadilan struktural.

Baca juga: Mahasiswa UGM dan Kagama Cirebon Sebut Polemik Ijazah Jokowi Tak Produktif, Serukan Fokus Isu Rakyat

“Jangan ajari kami soal nasionalisme. Itu harga mati bagi kami. Tapi kalian tidak punya hak menunjuk rakyat sebagai pelaku makar, karena kamilah korban dari sistem yang kalian bangun,” pungkasnya.

Sebelumnya, Firman Soebagyo menyatakan bahwa pengibaran bendera bajak laut fiksi itu mencerminkan kemerosotan nilai kebangsaan dan harus disikapi serius oleh negara.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved