Khutbah Jumat

NASKAH Khutbah Jumat Besok 1 Agustus 2025, Peringatan Keras bagi Anak Tidak Taat kepada Orang Tua

Dalam khutbah Jumat ini, khatib diminta untuk mengajak jamaah sholat Jumat agar selalu bertakwa dan bertawakal kepada Allah SWT.

Penulis: Sartika Harun | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Tribunjabar.id/Kiki Andriana
NASKAH Khutbah Jumat Besok 1 Agustus 2025, Peringatan Keras bagi Anak Tidak Taat kepada Orang Tua 

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

"Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak." (QS. An-Nisa`: 36).

Ibadallah,

Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban yang utama

Hak kedua orang tua itu melebihi manusia manapun. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan hal ini dalam hadits sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Seorang lelaki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam , lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perbuatan kebaikanku?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Ibumu," lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Ibumu," Lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa ?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Ibumu," Lelaki itu bertanya lagi, "Kemudian siapa ?" Beliau menjawab, "Bapakmu". (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan kewajiban berbakti kepada orang tua itu melebihi kewajiban jihad fi sabilillah.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ أَقْبَلَ رَجُلٌ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ أَبْتَغِي الْأَجْرَ مِنَ اللَّهِ قَالَ فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ حَيٌّ قَالَ نَعَمْ بَلْ كِلَاهُمَا قَالَ فَتَبْتَغِي الْأَجْرَ مِنَ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiyallahu anhu, ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu berkata, 'Aku berbai'at kepadamu untuk hijrah dan jihad, aku mencari pahala dari Allah." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, 'Apakah salah satu dari kedua orang tuamu masih hidup?' Dia menjawab, "Bahkan keduanya masih hidup." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya lagi, "Apakah kamu mencari pahala dari Allah?" Dia menjawab, "Ya". Nabi bersabda, "Kalau begitu pulanglah kepada kedua orang tuamu, lalu temanilah keduanya dengan sebaik-baiknya". (HR Muslim).

Ibadallah,

Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar.

Selain memerintahkan birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua), agama Islam juga melarang 'uququl walidain (durhaka kepada kedua orang tua), bahkan memasukkannya ke dalam dosa-dosa besar yang mengiringi syirik. Banyak hadits-hadits yang berkaitan dengan hal ini, antara lain:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْكَبَائِرُ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ ثُمَّ عُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْيَمِينُ الْغَمُوسُ قُلْتُ وَمَا الْيَمِينُ الْغَمُوسُ قَالَ الَّذِي يَقْتَطِعُ مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ هُوَ فِيهَا كَاذِبٌ

Dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata: Seorang Arab Badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah dosa-dosa besar itu?" Beliau menjawab, "Menyekutukan sesuatu dengan Allah", ia bertanya lagi, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "Kemudian durhaka kepada dua orang tua," ia bertanya lagi, "Kemudian apa ?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sumpah yang menjerumuskan". Aku bertanya, "Apa sumpah yang menjerumuskan itu?" Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sumpah dusta yang menjadikan dia mengambil harta seorang muslim". (HR al-Bukhari).

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved