Nasib Laptop Chromebook di Jabar

Laptop Bantuan Nadiem Makarim Masih Oke di SMPN 1 Cirebon, Dipakai untuk ANKB Hingga OSN

SMPN 1 Cirebon mendapatkan 45 laptop Chromebook yang digunakan hingga saat ini.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
GUNAKAN CHROMEBOOK - Siswa SMPN 1 Cirebon, saat menggunakan laptop bantuan negara proyek pengadaan laptop Chromebook oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), saat era Nadiem Makarim. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Di tengah sorotan tajam terhadap proyek pengadaan laptop Chromebook oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), sejumlah sekolah masih merasakan manfaatnya.

Salah satunya adalah SMPN 1 Cirebon, yang hingga kini masih aktif menggunakan laptop bantuan negara itu untuk berbagai kegiatan pendidikan.

Kepala SMPN 1 Cirebon, Lilik Agus Darmawan menyebut, sekolahnya menerima bantuan laptop berbasis Chrome OS dari pemerintah pusat pada 2021 lalu, sejumlah 45 unit.

“Ya, soal laptop Chromebook yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan waktu itu, penggunaan di SMPN 1 Cirebon sendiri kalau tidak salah kami menerima di tahun 2021 sejumlah 45 unit."

"Langsung dikirim dari pusat,” ujar Lilik kepada Tribun, Jumat (18/7/2025).

Laptop tersebut awalnya diperuntukkan untuk mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Meski sempat belum digunakan pada tahun pengadaannya, kini laptop-laptop itu justru tumbuh menjadi bagian penting dalam ekosistem digital di sekolah.

“Sampai sekarang masih kami gunakan. Bahkan tahun ini, sekitar bulan Agustus saat ANBK, kita juga akan gunakan karena sudah ada aplikasi tersendiri yang match dengan ANBK."

"Jadi pemanfaatannya masih terus berjalan,” ucapnya. 

Ia menegaskan, bahwa tidak ada pembelian satuan unit laptop oleh pihak sekolah.

Semua murni bantuan pemerintah pusat.

“Soal pembelian 1 unit ke 1 unit, kita tidak sama sekali beli, alias itu murni bantuan pemerintah,” ujar dia.

Selain untuk ANBK, laptop tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, baik oleh guru maupun siswa.

“Untuk KBM sendiri, bagi guru-guru yang ingin menggunakan tetap kami izinkan."

"Karena laptop tersebut langsung dengan Google ya, jadi memang cocok buat pembelajaran berbasis internet."

"Insya Allah masih bisa digunakan secara efektif,” katanya.

Pantauan di lapangan menunjukkan, lima dari 45 unit laptop saat ini tengah digunakan oleh sejumlah siswa di ruang laboratorium komputer.

Mereka mengerjakan tugas dan berselancar ke dunia internet.

Azam Ibnu Haikal, salah satu siswa kelas 8K SMPN 1 Cirebon, mengaku kerap menggunakan Chromebook untuk kegiatan tertentu.

“Ya tadi mengoperasikan laptop Chromebook untuk ngerjain tugas."

"Sebelumnya pernah pakai juga, untuk OSN, Olimpiade Sains Nasional,” ujar Azam.

Ia menyebutkan, meskipun tidak dipakai setiap hari untuk belajar, laptop itu tetap dirasa bermanfaat.

“Kalau untuk kegiatan belajar setiap hari sih enggak, jarang sih."

"Tapi kadang dipakai untuk kegiatan belajar."

"Menurut saya, laptop Chromebook itu bermanfaat karena dapat membantu kita untuk belajar,” ucapnya.

Azam terakhir kali menggunakan Chromebook saat mengikuti OSN bulan Juni 2025 lalu.

Ia juga menyebut proses login ke sistem cukup mudah.

“Cara penggunaannya enak. Awalnya kita masukin username, terus nanti masukin password,” ucap dia. 

Chromebook sendiri adalah jenis laptop dengan sistem operasi Chrome OS yang dikembangkan oleh Google.

Berbeda dari laptop Windows atau Mac, Chromebook dirancang untuk bekerja dengan aplikasi web dan penyimpanan berbasis cloud.

Namun, program pengadaan Chromebook belakangan menjadi sorotan Kejaksaan Agung.

Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim telah dua kali diperiksa penyidik karena diduga terlibat dalam korupsi proyek pengadaan 1,2 juta unit Chromebook senilai Rp 9,3 triliun.

Menurut penyidik, program ini merugikan negara hingga Rp 1,98 triliun karena banyak unit tidak dapat dimanfaatkan maksimal di daerah 3T yang kesulitan akses internet.

Meski begitu, kasus ini menunjukkan kontras, di mana di beberapa sekolah seperti SMPN 1 Cirebon, laptop tersebut tetap “ngegas”.

Baca juga: Menilik SMPN 1 Cirebon yang Berusia 100 Tahun, Jejak Kolonial Masih Terasa, Reuni Akbar Digelar

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved