Burung Hantu Jadi 'Satpam' Kebun Tebu di Majalengka, Tikus Kabur, Hasil Panen Menggembirakan

Laporan Kontributor Adim Mubaroq

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Ada yang berbeda di perkebunan tebu Kabupaten Majalengka.

Jika biasanya petani berjibaku dengan jebakan atau racun untuk melawan tikus, kini mereka justru mengandalkan sosok berjuluk "penunggu malam", burung hantu.

Lewat inovasi ramah lingkungan, burung hantu jenis Tyto alba atau serak jawa dimanfaatkan sebagai predator alami hama tikus.

Program ini diwujudkan dengan pemasangan rumah burung hantu atau Rubuha di titik-titik strategis area perkebunan.

PNS Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Tahliyatin Wardanah, mengatakan satu ekor burung hantu dewasa mampu memangsa hingga delapan ekor tikus dalam semalam.

“Inilah solusi pengendalian tikus yang efektif tanpa harus menggunakan racun atau jebakan berbahaya,” katanya, Kamis (10/7/2025).

Inovasi ini lahir dari karya inspiratif bertajuk PESTA RAMLI & SAERAH, yang digagas Tahliyatin bersama petani lokal.

Mereka tidak hanya mengenalkan konsep Rubuha, tapi juga membimbing langsung proses pembuatannya.

“Rumah-rumah burung hantu ini kita pasang di lokasi strategis agar burungnya betah dan mau berkembang biak,” ucapnya.

Manfaatnya sudah dirasakan langsung oleh para petani.

Salah satunya Tarsidi, petani tebu asal Desa Pilangsari, Kecamatan Jatitujuh.

Ia mengaku serangan tikus yang dulu membuat panennya gagal kini berkurang drastis.

“Dulu sering gagal panen. Sekarang, sejak ada burung hantu, tikus takut balik lagi. Panen pun jadi lebih tenang dan menggembirakan,” ujar Tarsidi. 

Baca juga: Burung Hantu Dari Presiden Prabowo Jadi Senjata Baru Petani Majalengka Untuk Basmi Hama Tikus