Sosok Captain John, Seniman Sekaligus Dosen ITB di Balik Viralnya Mural Lembur Katumbiri

Keindahan mural Lembur Katumbiri di Kelurahan Dago, Bandung langsung menyedot perhatian wisatawan

DOK. HUMAS ITB
LEMBUR KATUMBIRI - Keindahan warna-warni mural karya seninman sekaligus dosen FSRD ITB, John Martono, di Lembur Katumbiri, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Sabtu (12/5/2025) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi


TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Keindahan mural Lembur Katumbiri di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, tampaknya langsung menyedot perhatian wisatawan pada momen libur panjang kali ini.


Bahkan, warna-warni dinding dan genting ratusan rumah yang belum lama ini diresmikan Wali Kota Bandung, M Farhan, pada Selasa (6/5/2025) tersebut sepertinya tidak membutuhkan waktu lama untuk viral di media sosial.

Baca juga: Breaking News: Pemusnahan Bom Kedaluarsa di Garut Makan Korban, Belasan Orang Dilarikan ke RS


Namun, ruang publik penuh warna kawasan wisata tematik Lembur Katumbiri itu ternyata merupakan karya dari seniman sekaligus dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB), John Martono, yang akrab disapa Captain John.


Menurut dia, pembuatan mural di Lembur Katumbiri sebenarnya telah dicita-citakannya sejak lama, dan setelah melalui perjalanan yang cukup panjang akhirnya karya seni rupa tersebut dapat terealisasi pada tahun ini.


"Ceritanya itu berawal dari 2018, ketika saya melukis kaos di tepi sungai, kemudian tiba-tiba muncul ide untuk membuat kampung warna-warni," kata John Martono dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/5/2025).


Captain John mengatakan, ide itu pun langsung dieksekusi melalui pembuatan gambar digital mengenai tema, dan lainnya, kemudian direalisasikan pada tahun ini sebagai upaya memperkuat sektor pariwisata berbasis masyarakat sekaligus menghidupkan ruang-ruang kota melalui sentuhan seni.


Pihaknya mengakui, setiap kali bepergian, dan melihat ruang maupun bangunan yang menarik selalu membuat simulasi proses pewarnaan secara digital atau manual untuk melatih imajinasinya.


"Makanya, ketika muncul ide membuat kampung warna-warni saya langsung menuangkannya dalam gambar digital, dan akhirnya terwujud di Lembur Katumbiri ini," ujar John Martono.

Baca juga: Kronologi Jemaah Haji Asal Palabuhanratu Sukabumi Meninggal di Madinah, Sempat Keluhkan Nyeri Dada


Ia menyampaikan, karya seni di Lembur Katumbiri bersifat seperti satu lukisan utuh yang saling terhubung antarrumah yang jumlahnya mencapai ratusan unit, sehingga berbeda dari mural pada umumnya.


Selain itu, pendekatan seninya juga tidak menggunakan pola satu rumah satu warna, tetapi setiap bidang memiliki detail tersendiri yang saling menyatu membentuk visual besar yang harmonis.


Captain John mengakui, terwujudnya karya seni mural Lembur Katumbiri merupakan hasil kerja sama berbagai pihak dari mulai Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, masyarakat setempat, bingga lainnya.


"Pengerjaan mural di Lembur Katumbiri ini membutuhkan waktu selama kira-kira 17 hari, dan melibatkan 200 pekerja dari berbagai elemen masyarakat," kata John Martono.

Baca juga: Arus Lalin di Jalan Brigjen Dharsono Cirebon Padat, Ratusan Warga Antar Jemaah Haji Kloter 10 KJT


Ia mengakui, kolaborasi itu menjadi bukti nyata bahwa karya seni dapat tumbuh dari semangat gotong-royong dan dukungan kolektif seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan ruang tematik yang inspiratif.


Captain John mengatakan, tema mural Lembur Katumbiri sengaja mengusung nilai edukasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, misalnya, gambar ceplok telur dan ayam, sebagai simbol pentingnya asupan makanan bergizi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved