543 Bisa Dibaca 'SAE', Wakil Bupati Cirebon Ajak Kolaborasi Bangun Daerah Lebih Sejahtera

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman, mengartikan angka 543 sebagai Hari Jadi Kabupaten Cirebon tahun 2025 dengan cara yang unik.

Menurutnya, angka tersebut bisa dibaca sebagai "SAE", yang dalam bahasa Sunda berarti baik atau bagus.

Hal itu disampaikannya saat membuka acara Pentas Seni Kreatif dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-543 Kabupaten Cirebon, yang digelar di Taman Parkir Sumber, Sabtu (20/4/2025) malam.

Baca juga: Solidaritas untuk Palestina di Cirebon: Aksi Damai, Donasi Mengalir dan Kritik untuk Presiden

"Jika dilihat dari angka 543, bisa dibaca 'SAE'. Maknanya bagus."

"Semoga momentum hari jadi ini menjadi awal dari Cirebon yang lebih sejahtera dalam segala hal," ujar Agus. 

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi membangun Kabupaten Cirebon agar semakin maju dan sejahtera.

Menurutnya, pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan semua pihak.

Baca juga: 5 Titik Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 21 April 2025, Siapkan 4 Syarat Penting Ini

“Tanpa bantuan dan peran serta semua pihak, saya dan Pak Bupati tidak bisa mewujudkan program-program yang baik untuk masyarakat,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Wabup juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Cirebon ke-543.

Mengenai Pentas Seni Kreatif, Agus menilai kegiatan tersebut sebagai bentuk nyata dari upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah.

“Kegiatan ini menampilkan seni dan budaya asli Kabupaten Cirebon."

Baca juga: 4 Titik Lokasi SIM Keliling di Indramayu Hari Ini 21 April 2025, Ditutup Pukul 14.00 WIB

"Semoga kesenian dan kebudayaan lokal kita bisa terus lestari dan berkembang,” jelas dia.

Sementara itu, Ketua Panitia Hari Jadi ke-543 Kabupaten Cirebon, H Ronianto mengatakan, bahwa Pentas Seni Kreatif menyajikan berbagai kesenian tradisional yang dikolaborasikan dengan unsur modern.

“Tujuannya agar generasi muda lebih memahami dan tertarik untuk mempelajarinya,” kata Ronianto.