Polemik Lahan Pribadi Jadi Jalan Wisata di Kaki Gunung Ciremai Kuningan, Ini Asal-usulnya
Kuasa hukum pemilik lahan memberikan penjelasan bagaimana lahan tersebut dijadikan jalan.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: taufik ismail
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Polemik lahan pribadi alias tanah warga di kaki Gunung Ciremai yang kini menjadi akses wisata, menjadi perhatian hingga pembahasan berbagi elemen masyarakat Kuningan.
Terlebih diketahui lahan warga itu telah bersertifikat hak milik atas nama Irene Lie.
"Untuk lahan warga yang digunakan jalan wisata itu memang sudah bersertifikat atas nama Irene Lie," kata kuasa hukum Kris Cahyo yang mewakili pemilik tanah saat memberikan keterangan kepada wartawan, Rabu (15/4/2025).
Kuasa hukum Kris Cahyo mengatakan bahwa permasalahan ini bermula dari permintaan Pemda di masa kepemimpinan H Aang Hamid Suganda perihal akses jalan dalam rangka pembangunan fasilitas rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN).
Atas dalih kepentingan umum dan sosial maka pemilik lahan mengizinkan lahan miliknya seluas kurang lebih 1.600 meter persegi dan dipergunakan untuk jalan umum.
"Namun seiring waktu berjalan, pemilik lahan menganggap jalan tersebut justru beralih fungsi menjadi jalan yang bersifat komersial dimana hal tersebut juga dikuatkan dengan sudah tidak difungsikannya lagi tempat rehabilitasi BNN tersebut bahkan saat ini kondisinya sudah terbengkalai," katanya.
Seiring berjalan waktu dan terlihat banyak munculnya beberapa destinasi wisata menggunakan akses jalan, dinilai sudah menyimpang jauh dari tujuan awal pembangunan jalan tersebut yang menitikberatkan kepada kepentingan umum dan sosial bagi masyarakat.
"Melihat kesepakatan awal hingga sekarang jalan digunakan untuk usaha orang lain, tentu ini keluar dari komitmen dalam kegiatan sosial lingkungan," katanya.
Sebelumnya diberitakan polemik lahan yang digunakan jalan umum di kawasan wisata kaki Gunung Ciremai mendapat perhatian dari pejabat Kuningan.
"Untuk permasalahan lahan itu kita masih melakukan kordinasi dan melakukan pengecekan di Badan Pertanahan Nasional (BPN)," kata Kepala Bidang Aset BPKAD Kuningan Jon Raharja saat memberikan keterangan kepada Tribun, Selasa (15/4/2025).
Adanya pembangunan jalan menggunakan anggaran pemerintah daerah, ini termasuk pembahasan dan perhatian.
"Untuk status itu kami akan kroscek dengan Dinas PUTR," katanya.
Akses jalan wisata menuju kompleks Talaga Surian sempat tertutup.
Hal itu setelah sebelumnya sejumlah warga melakukan pemasangan spanduk bertuliskan bahwa lahan yang digunakan jalan tersebut bukan aset pemerintah.
Dalam spanduk yang terpasang diketahui bertuliskan, tanah ini milik pribadi bukan milik pemerintah.
Kemudian spanduk lain bertuliskan bahwa jalan sementara ditutup.
Akibat penutupan jalan tersebut, sejumlah kendaraan diduga merupakan wisatawan terpaksa balik arah. Sementara untuk menuju wisata kompleks Talaga Surian, terdiri dari Botanika Eatery, Glamping Ciremai Land, La Park Coffee, dan Sagof Coffee serta Talaga Surian Camp Park hanya bisa ditempuh menggunakan akses atau jalan perdesaan.
"Penutupan jalan ini sementara, sebab tanah ini tanah warga," kata Angga salah seorang warga setempat di lokasi pemasangan spanduk, Minggu (13/4/2025).
Menurut Angga mengungkap, peristiwa ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah.
Pasalnya, sejumlah wisata yang hendak melakukan kunjungan merasa tidak nyaman.
"Melihat wisatawan yang mau melintas dan tidak jadi, mereka terlihat kecewa. Nah, kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah," katanya.
Menyinggug soal pembangunan jalan yang pernah menggunakan anggaran pemerintah dalam beberapa tahun lalu.
Hal ini baiknya di tanyakan langsung terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
"Ya, untuk jalan ini sempat di bangun hingga terjadi penghotmixan. Ini harus ditanyakan kepada pemerintah. Dulu pemerintah bangun pakai uang negara menggunakan judul kegiatan apa?" katanya.
Sementara, Roy (45) salah seorang jasa angkutan online mengungkap, tidak mengetahui akses wisata tersebut merupakan tanah pemerintah.
"Kalau masalah tanah saya tidak tahu. Namun secara google maps bahwa akses menuju wisata kompleks Talaga Surian menunjukkan arahnya dari Desa Cileuleuy dan masuk Desa Puncak hingga bisa ke tujuan wisata komplek Talaga Surian," katanya.
"Setahu saya, jalan semua masuk dalam google maps itu benar jalan umum atau jalan pemerintah. Nah, soal jalan wisata ini ternyata tanahnya bukan milik pemerintah," katanya.
Baca juga: Polemik Akses Wisata ke Kaki Gunung Ciremai Kuningan Ditutup Warga, Kabid Aset BPKAD Angkat Bicara
Babak Baru Bayi Meninggal di RS Linggajati Kuningan, Kapolres : Ada Indikasi Praktik Tak Standar |
![]() |
---|
Mengenalkan Potensi Wisata Alam Waduk Darma dan Kuliner Lokal, Pemdes Jagara Gelar Even Menarik |
![]() |
---|
Kebakaran Hebat Landa Pabrik Penggilingan Padi di Kuningan, Puluhan Ton Gabah Kering Hangus |
![]() |
---|
Macan Tutul Masuk Pemukiman, Bupati Kuningan Klaim Akibat Gangguan Rantai Makanan |
![]() |
---|
Bupati Bareng Kapolres Kuningan Pantau Evakuasi Macan Tutul yang Masuk ke Kantor Desa Kutamandarakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.