Pemotongan PIP SMAN 7 Cirebon
BREAKING NEWS- 3 Saksi Kasus Dugaan Pemotongan Dana PIP di SMAN 7 Cirebon Kembali Diperiksa
Tiga Saksi Kembali Diperiksa Terkait Kasus Dugaan Pemotongan Dana PIP di SMAN 7 Cirebon
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cirebon kembali memeriksa tiga orang saksi dalam lanjutan proses penyidikan kasus dugaan penyimpangan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 7 Cirebon, Senin (14/4/2025).
Pemeriksaan tersebut dilakukan guna memperdalam bukti-bukti terkait praktik pemotongan dana bantuan pendidikan yang mestinya diterima utuh oleh para siswa.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Kota Cirebon, Slamet Haryadi mengatakan, pihaknya telah menaikkan status penanganan kasus dari penyelidikan ke penyidikan sejak 20 Maret 2025.
Baca juga: Masih Dibuka, 6 Titik Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 14 April 2025, Siapkan 4 Syarat Ini
Hal itu didasarkan pada hasil ekspose internal yang menyimpulkan adanya perbuatan pidana dalam proses penyaluran dana PIP.
“Penetapan tersangka memang belum, tapi karena sudah ada peristiwa hukum, maka prosesnya kami tingkatkan."
"Yang jelas, tim mungkin sudah mengantongi nama-nama,” ujar Slamet saat diwawancarai di ruang kerjanya, Senin (14/4/2025).
Baca juga: Melintasi Desa Sangubanyu, 5 Desa di Kecamatan Grabag Purworejo Tergusur Tol Jogja-Cilacap
Menurut Slamet, selama tahap penyelidikan pihaknya telah memeriksa sekitar 30 orang dari internal sekolah dan lima orang dari luar, termasuk pihak yang diduga memiliki afiliasi dengan partai politik.
“Ada oknum yang menggunakan nama partai. Ada yang pengurus, ada juga yang bukan,” ucapnya.
Ia menyebutkan, sekitar 500 siswa diduga menjadi korban pemotongan dana PIP, dengan besaran potongan mencapai Rp 200 ribu per siswa.
“Seperti yang kita ketahui, telah terjadi pemotongan terhadap dana PIP. Masing-masing siswa di SMAN 7 Cirebon dipotong sebesar Rp200 ribu,” jelas dia.
Baca juga: Usai 4 Hari Meroket, Harga Emas Antam di Cirebon Raya Hari Ini Ambruk, 1 Gram Tembus Segini
Slamet menegaskan, bahwa Kejari Kota Cirebon sangat menaruh perhatian pada kasus ini karena menyangkut hak anak-anak bangsa dalam memperoleh bantuan pendidikan dari pemerintah.
“Kita tidak mau lagi adanya potongan-potongan ataupun penyalahgunaan dana yang langsung menyentuh kepada masyarakat. Itu jelas-jelas mengganggu program pemerintah."
“Ya kemungkinan (banyak orang yang dikorbankan) seperti itu, yang seharusnya berhak ternyata tidak menerima, ataupun yang benar-benar membutuhkan malah mengalami pemotongan,” katanya.
Ia juga mengatakan, bahwa pihaknya belum bisa menyampaikan nilai kerugian negara dalam kasus tersebut karena masih dalam tahap penyidikan.
Baca juga: Melintasi Desa Sangubanyu, 5 Desa di Kecamatan Grabag Purworejo Tergusur Tol Jogja-Cilacap
“Untuk nominal kerugian sendiri, mohon maaf saat ini karena ini prosesnya masih penyidikan, kami belum bisa menyampaikan."
"Tapi nanti setelah proses selesai dan ada hasil penghitungan audit, akan kami sampaikan berapa nilainya,” ujarnya.
Kasus ini mulai mencuat setelah seorang siswi kelas XII SMAN 7 Cirebon, Hanifah Kaliyah Ariij, secara terbuka menyampaikan adanya dugaan pemotongan dana bantuan tersebut.
“Banyak teman yang merasa kesusahan karena dana PIP-nya dipotong. Rata-rata siswa cuma dikasih tahu itu bantuan, gak dijelaskan kalau itu untuk keluarga tidak mampu,” ucap Hanifah pada Kamis (20/2/2025).
Baca juga: Melintasi Kecamatan Kebumen, 6 Desa Ini Terbabat Proyek Tol Jogja-Cilacap, Dimulai dari Banyumas
Hanifah bahkan menyebut bahwa dana PIP yang semestinya diterima sebesar Rp1,8 juta justru ditarik ke rekening pribadi pihak sekolah.
“Buktinya dipegang wali murid. Dana Rp1,8 juta itu ditarik ke rekening pribadi pihak sekolah,” jelas dia.
Ia juga mendengar informasi bahwa potongan dana tersebut diduga berkaitan dengan partai politik tertentu.
“Info burungnya sih, partai yang terlibat itu dari PKB,” katanya.
Baca juga: Masih Dibuka, 6 Titik Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 14 April 2025, Siapkan 4 Syarat Ini
Hanifah sendiri dikenal sebagai siswi aktif di organisasi sekolah seperti PMR dan MPK, serta pernah mewakili sekolah dalam lomba debat.
Sikap kritisnya disebut terbentuk dari didikan kedua orang tuanya sejak kecil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.